Minum Teh Atasi Penyakit Degeneratif

Kamis, 16 Oktober 2014 – 00:02 WIB

jpnn.com - SURABAYA – Teh memang bukan sekadar pelepas dahaga. Kandungan-kandungan di dalamnya bersahabat baik dengan tubuh manusia. Bahkan, sejumlah penelitian mengakui bahwa teh mujarab untuk mengobati berbagai penyakit degeneratif.

’’Teh itu ada kandungan katekin yang bikin antioksidan tinggi,’’ ungkap Prof Dr Djoko Agus Purwanto Apt M Si. Dalam disertasinya pada 2000, Djoko menemukan kandungan Epigallocatechin gallate (EGCG) pada pu erh tea.

BACA JUGA: Tujuh Manfaat Sehat dari Alpukat

Secara umum, pu erh tea disebutkan sebagai salah satu jenis black teayang awalnya diperkenalkan di kawasan Yunnan, Tiongkok. Yang unik, teh ini tidak hanya dikeringkan, melainkan difermentasikan. Beda dengan white tea (teh pucuk) dan green tea (teh hijau) yang termasuk kategori teh nonfermentasi. Dua yang terakhir itu biasanya hanya dipetik, dikeringkan, dan siap seduh.

Sementara itu, pu erhoolong, atau black tea butuh waktu lama untuk difermentasi. Biasanya sekitar seminggu. ’’Itu dilakukan agar rasanya tidak getir dan sepat,’’ jelas Djoko. Meski begitu, senyawa katekin dan antioksidan itu juga terdapat di segala jenis teh.

BACA JUGA: Inilah 3 Penyebab Bau Badan

Menurut Djoko, teh pucuk dan teh hijau berasa lebih pahit, getir, sepat, dan bening. Tak heran, hanya sebagian orang yang doyan. Berbeda dengan teh jenis lain yang begitu laris. Bahkan, teh yang tersedia di warung-warung sejatinya tergolong black tea. ’’Kalau nggak mau rasa pahit tapi ada khasiat, ya bisa coba pu erh tea,’’ kata ketua Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Airlangga itu.

Sejumlah penyakit degeneratif bisa diatasi dengan memperbanyak minum pu erh tea. Misalnya, diabetes, darah tinggi, stroke, potensi kanker, hingga potensi HIV/AIDS. ’’Di Shizuoka, Jepang, angka insiden kankernya terendah di dunia. Sebab, mereka rutin minum teh,’’ jelasnya.

BACA JUGA: Ini Cara Menghadapi Wanita yang Agresif di Ranjang

Menurut dia, minum dua gelas teh sehari bisa memperbaiki sistem dan meningkatkan imunitas tubuh. Nah, bila ingin mendapatkan khasiat layaknya green tea, porsi asupan pu erh tea kudu ditingkatkan. ’’Karena fermentasi, katekinnya berkurang. Jadi, harus sedikit lebih banyak darigreen atau white tea,’’ imbuhnya.

Sayangnya, selama ini pu erh tea kurang terkenal. Teh itu disebut-sebut hanya cocok untuk orang-orang tua. Padahal, teh fermentasi tersebut juga punya segudang khasiat. Misalnya, menurunkan lemak jahat, kolesterol, penambah stamina, hingga media relaksasi.

Penampilan pu erh tea memang tidak bening seperti green tea atau white tea. Karena fermentasi, warnanya gelap. Baunya juga apak karena disimpan lama dalam ruangan tertutup. Itu memang terkait dengan pemrosesan teh tersebut. Yakni, daun teh yang diimpor dari Taiwan dipadatkan menjadi bulatan, lantas ditumpuk dan disimpan di bawah tanah agar hangat. ’’Pemanasan alami itulah yang membantu proses fermentasi. Supaya teh ada baunya,’’ kata Rudi Wiranto, operational manager Presotea di Tunjungan Plaza.

Selain teh impor, Indonesia punya kekayaan teh yang dipanen langsung dari perbukitan Wonosari, Lawang. White tea atau teh pucuk adalah jenis teh yang berada di urutan pertama sebelum green tea. ’’White tea didapat dari pucuk daun yang belum mekar sempurna,’’ papar Supervisor Rollas Café City of Tomorrow Meiriza.

Pucuk teh yang belum mekar dipilih dan diambil untuk diproses menjadi teh. Namun, tak sembarang pucuk yang dipilih. Meiriza mengatakan, hanya pucuk jenis peko 1 dan 2 serta punya bulu halus berwarna silver yang dipilih. Menariknya, pemetikan teh pucuk itu harus dilakukan sebelum matahari terbit. ’’Tujuannya, teh tidak mengalami proses oksidasi. Jadi, antioksidannya jauh lebih tinggi,’’ ucapnya. Warna bening dan rasa yang khas membuat teh dari tanaman Camellia sinensis itu banyak peminat. (bir/c17/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Asupan Kalium Cukup, Cegah Wanita Menopause Stroke


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler