Minyak Goreng di Tulungagung Langka, Kalaupun Ada Harganya Selangit, Ibu-Ibu Marah

Sabtu, 19 Februari 2022 – 04:28 WIB
Minyak goreng di pasar. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, TULUNGAGUNG - Minyak goreng di pasaran Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur langka. Kondisi ini dikeluhkan warga.

Kelangkaan minyak goreng juga terjadi di toko-toko modern berjejaring yang selama ini digadang-gadang menjadi pelaksana kebijakan satu harga yang ditetapkan pemerintah.

BACA JUGA: Polisi Tangkap Penjual Minyak Goreng Palsu, Siapa Dia?

"Nyatanya tiap kali mau beli minyak goreng di toko-toko modern itu selalu kosong. Kalaupun sempat ada pasokan, tetapi jika cuma satu-dua dus isi tiga atau maksimal lima kemasan, ya, tentu akan habis dibeli orang yang sudah mengantre pertama," keluh Winna, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di perumahan Kota Tulungagung, Sabtu.

Apa yang dirasakan Winna juga menjadi keluh-kesah ibu-ibu rumah tangga yang lain.

BACA JUGA: Pangandaran Diguncang Gempa Besar, BMKG Imbau Masyarakat Waspada

Kalaupun saat ini mereka masih dapat minyak goreng, harganya sudah selangit. Dari seharusnya maksimal Rp 14 ribu per liter sesuai harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah, harga minyak goreng malah naik hingga di atas Rp 22 ribu per liter.

Akibatnya, beban belanja harian ibu rumah tangga membengkak.

BACA JUGA: Lihat, Polda Jateng Datangi Desa Wadas

"Begini ini kalau dibiarkan kami bisa bangkrut. Sudah pendapatan menurun dampak pandemi, harga sembako dan kebutuhan dapur malah naik-naik terus," keluh Fatimah, ibu rumah tangga yang lain.

Ironinya, kondisi itu merata. Pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung berdalih minyak goreng langka akibat ada oknum yang melakukan penimbunan untuk kepentingan pribadi ataupun motif ekonomi.

"Anehnya, di saat bahan baku minyak goreng langka seperti saat ini, di media sosial justru muncul pedagang minyak goreng dadakan. Padahal, di pasaran saat ini langka. Mereka ini mengaku mempunyai stok minyak goreng banyak dan siap jual secara daring dengan harga Rp 18 ribu hingga Rp 21 ribu per liter," kata Fattah, tokoh muda NU di Tulungagung.

Fattah mengaku curiga ada yang tidak beres dengan situasi kelangkaan ini.

Jika terbukti benar telah dilakukan penimbunan oleh oknum pedagang atau warga, dia berharap polisi bersama Satgas Pangan Kabupaten Tulungagung bertindak cepat.

Kapolres Tulungagung AKBP Handono Subiakto mengatakan kasus ini akan menjadi atensinya selama menjabat di Kabupaten Tulungagung.

"Kami cek dulu kendalanya di mana, sumbatan distribusi di mana," katanya.

Jika terbukti ada penimbunan atau permainan, maka pihaknya tak segan menindak pedagang nakal tersebut.

"Kalau itu ada indikasi penimbunan, pelanggaran hukum kami tindak," kata Handono. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler