jpnn.com - jpnn.com - Para siswa yang tinggal di pedalaman Jember, Jawa Timur, setiap hari harus berjibaku menyeberangi sungai menuju sekolah mereka.
Kondisi aliran sungai yang terkadang deras, tentu saja cukup membahayakan siswa.
BACA JUGA: Bantu Warga, Lanal Tegal Terjunkan Tim Satgas Banjir
Ini terjadi karena tidak ada jembatan yang menjadi penghubung antardusun.
Ini dialami para siswa Sekolah Dasar Negeri Curah Takir 6, Kecamatan Tempurejo, Jember.
BACA JUGA: Banteng Muda Beraksi di Kampung Pulo dan Bukit Duri
Belum juga tiba di sekolah, mereka harus mencopot sepatu mereka lalu beralas kaki menyeberangi sungai selebar kurang lebih 50 meter.
Beruntung ketinggian air sungai kali ini tidak terlalu dalam, sehingga para siswa relatif lebih mudah menyeberang meski harus dipandu guru dan warga yang sesekali juga melintas.
Itu yang dialami para siswa tersebut tiap hari sebelum berangkat ke sekolah.
BACA JUGA: Anies: Pak Basuki Bilang Tidak Ada Masalah, Padahal...
"Para siswa berharap agar pemerintah memerhatikan kondisi ini, dan segera membuatkan jembatan penghubung 2 dusun yakni dusun curah rejo dengan dusun kahyangan yang layak dan aman," kata Bonari Untung, Kepala Sekolah SDN Curah Takir 6.
Meski takut, para siswa ini tak memiliki pilihan lain, lantaran jembatan penghubung lokasinya cukup jauh dari pemukiman.
Saat musim hujan, para siswa sering harus tidak masuk sekolah, karena aliran sungai bisa mendadak deras atau bahkan dipulangkan lebih awal dari sekolah jika cuaca telah mendung. (end/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok: Normalisasi Sungai Cara Paling Ampuh Atasi Banjir
Redaktur & Reporter : Natalia