Misi Personal Airlangga ke Surya Paloh Bisa Goncang Golkar

Jumat, 26 Juli 2019 – 06:17 WIB
Foto: Ketua Umum NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartanto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Plt Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa di Kantor DPP NasDem, Jakarta Pusat. Foto : Fathan Sinaga /JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dianggap membawa misi personal tanpa membawa kepentingan umum partai saat menemui Ketua Umum NasDem Surya Paloh.

Pertemuan itu bahkan berpotensi membawa konflik baru di internal Golkar yang menyebabkan partai berlambang beringin itu terpecah belah serta terdepak dari lingkaran pemerintah.

BACA JUGA: Surya Paloh Bertemu Anies, Koalisi Jokowi Retak?

Pengamat politik Dedi Kurnia menilai Airlangga sebagai pimpinan Golkar sebenarnya tidak memiliki basis organisasi kepartaian yang kuat.

Berbeda dengan Paloh atau Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Plt Ketua Umum Suharso Monoarfa yang sudah lebih dulu memakan asam garam di kancah politik.

BACA JUGA: Ulasan Menarik Pengamat soal Manuver Surya Paloh, Oh Ternyata

"Jadi wajar saja kemudian Airlangga itu memainkan politiknya berdasarkan politik korporasi. Artinya dia akan melihat peluang-peluang yang dia anggap menguntungkan bagi personal," kata Dedi saat dihubungi.

BACA JUGA : Airlangga Low Profile, Bamsoet Berprestasi, Pilih yang Mana ?

BACA JUGA: Sepertinya Prabowo Tak Incar Kursi Menteri, Bisa Jadi Ini Targetnya

Airlangga, kata Dedi, bisa saja terjebak dalam agenda politik yang tidak bisa dibacanya dari manuver Surya Paloh.

Hal itu justru bisa merugikan kader Golkar pada periode selanjutnya. Dia mengingatkan kader NasDem sudah memilih Paloh dengan konsekuensinya, sedangkan kepemimpinan Airlangga masih menjadi perdebatan di internal Golkar.

"Dengan gerbong-gerbong yang ada di faksi Golkar itu sendiri. Kalau dia salah melangkah, tentu faksi-faksi itu bisa berseberangan dan bisa merugikan Airlangga," kata Dedi.

Dedi menyatakan menteri perindustrian itu tak punya kecermatan dalam membaca politik, terutama melihat suasana kebatinan kadernya. Dengan manuver Airlangga itu sendiri, kata Dedi, membuka peluang bagi Jokowi untuk menggandeng Gerindra dibanding Golkar.

"Menurut saya, satu kesalahan Airlangga adalah seharusnya dia tak perlu lakukan manuver kepada Surya Paloh. Karena Surya Paloh sudah memilki partai sendiri yang semestinya itu tak ada relasi pengaruh terhadap kader-kader Golkar," jelas Dedi.

BACA JUGA : Pak Harto Hanya Gunakan 2 Kriteria saat Memilih Menteri

Meski demikian, Dedi menyadari Airlangga sebagai pimpinan Golkar dengan perolehan kursi kedua terbesar kedua di koalisi Jokowi - Ma'ruf punya nilai tawar. Hanya saja, Dedi mengingatkan bahwa manuver Airlangga itu bisa berakibat fatal untuk Golkar.

"Jangan salah-salah, justru dengan tawar menawar yang berat itulah kemudian dianggap Pak Jokowi sebagai ancaman. Artinya Pak Jokowi punya bayangan kalau misalnya dia kehilangan Golkar tetapi mendapatkan Gerindra," tutup Dedi. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PA 212 Langsung Memuji Surya Paloh, Begini Kalimatnya


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler