jpnn.com, BOGOR - Dua remaja asal Bekasi, Sufianto (20) dan Ferdiansyah (21) meninggal dunia setelah tenggelam di Curug Putri Kencana Kampung Wangun, Desa Karangtengah, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (28/7).
Sejumlah warga sekitar, memercayai 'kehadiran' Noni Belanda yang sedang menangis, ada kaitannya dengan kematian wisatawan di curug (air terjun) tersebut.
BACA JUGA: Kabar Duka, Sufianto dan Ferdiansyah Tewas saat Mandi di Curug Putri Kencana
Kedua korban dan dua temannya sengaja datang pagi hari ke Curung Putri Kencana untuk menikmati keindahannya. Sufianto dan temannya sempat istirahat terlebih dahulu sambil minum kopi di sekitar curug. Tidak lama kemudian dia langsung berenang bersama kedua temannya. Sedangkan satu temannya hanya menunggu di pinggir curug.
BACA JUGA: Kabar Duka, Sufianto dan Ferdiansyah Tewas saat Mandi di Curug Putri Kencana
BACA JUGA: Terperosok ke Selokan Saat Bersepeda, Subagyo Tewas
“Ketika berenang, Sufianto tenggelam. Dia berusaha diselamatkan temannya, Indra. Namun Indra tidak sanggup dan hampir tenggelam juga,” ujar Kasubag Humas Polres Bogor AKP Ita Puspitalena seperti dikutip dari Metropolitan.
Teman korban, Indra, lanjut Ita, ke pinggir curug. Kemudian teman yang satunya, Ferdiansyah, mencoba ikut menyelamatkan Sufianto. Namun nahas, Ferdiansyah yang semula niat menolong malah ikut tenggelam. Petugas bersama warga berusaha menyelamatkan kedua korban, tetapi nyawa Sufianto dan Ferdiansyah tidak dapat tertolong. “Kedua jasad korban dibawa ke RSUD Cibinong,” kata Ita.
BACA JUGA: Lilin yang Dimainkan Anak-Anak Membakar Rumah Subagda
Tenggelamnya dua pemuda asal Bekasi tersebut mendapat respons dari warga sekitar. Tak sedikit warga yang mengaitkan kematian dua pemuda tersebut dengan sosok makhluk halus yang kerap menampakkan diri sebagai sosok Noni Belanda, begitu juga dengan suara tangisan wanita.
Kepala Desa Karangtengah Suhandi mengatakan, curug tersebut awalnya bukanlah tempat wisata. Sebab, warga sekitar memercayai bahwa lokasi itu merupakan petilasan Raden Surya Kencana. Sehingga masyarakat menyebutnya dengan Curug Putri Kencana. “Kata orang dulu, Raden Surya Kencana sering tapa di sini. Dulunya itu bukan tempat rekreasi,” katanya.
Banyak warga yang pernah melihat adanya seorang putri berpakaian kerajaan di sekitar air terjun. Karena itu, menurut Suhandi, tidak heran curug tersebut disebut Curug Putri Kencana. Begitu juga penampakan Noni Belanda yang mencari penyebab kematiannya, serta tangisan wanita. “Biasanya malam Jumat dan Jumat Kliwon sering ada penampakan di sekitaran curug,” tuturnya.
Suhandi mengaku kematian dua pemuda asal Bekasi itu bukanlah yang pertama. Sebelumnya ada salah seorang warga yang tenggelam juga usai melompat ke curug tersebut. “Kadang-kadang dalam, tapi kadang-kadang juga tidak terasa dalam. Mungkin itu yang dinamakan mitosnya. Apalagi orang-orang yang belum bisa berenang dan masih coba-coba, itu bahaya,” ujarnya.
Karena tempat tersebut terbilang angker dan memiliki banyak misteri, lanjut Suhandi, penting bagi para pengunjung melakukan perlindungan diri dengan segala hal yang sopan. Selain itu tentu dengan berdoa dan memohon keselamatan. “Kalau sopan dan baik, insyaallah tidak akan ada apa-apa,” ungkapnya. (cr2/a/mam/run)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngeri! Sopir Ugal-Ugalan, Truk Diesel Tabrak Motor
Redaktur & Reporter : Adek