Misteri Pembunuhan Wanita Cantik Karyawan Bank

Rabu, 30 Desember 2020 – 00:27 WIB
Penyidik kepolisian menemukan tangga yang digunakan pelaku untuk naik ke lantai dua rumah dan menghabisi korban Ni Putu Widiastiti. Foto: Andre Sulla/Radar Bali

jpnn.com, DENPASAR - Kematian karyawan Bank Mandiri Cabang Kuta Ni Putu Widiastiti, 24, masih menjadi misteri.

Meski polisi menduga wanita cantik ini korban perkosaan dan perampokan, namun petugas belum berhasil menangkap pelaku pembunuhan keji itu.

BACA JUGA: Jejak Pembunuh Wanita Cantik Karyawan Bank, Yuda Wiratama Syok

Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), diduga pelaku masuk ke dalam halaman rumah mewah milik korban di Banjar Poh Gading, Jalan Kerta Negara, Gang Widura, No.24, Ubung Kaja, Denpasar, Bali, mengikuti gerbang depan.

Lantaran pintu rumah terkuci, pelaku lalu memanjat tembok dan naik ke lantai dua.

BACA JUGA: Tengah Malam Suara Teriakan dari Rumah Wanita Cantik Karyawan Bank Menyayat Pilu

"Ya, terdapat tanda kaki pada tangga besi yang sender di tembok bagian belakang. Ada bercak darah juga pada tembok tempat tangga itu ditaruh," beber sumber kepolisian di TKP.

Berdasar rekaan gambar peristiwa, diduga saat pelaku misterius ini melakukan aksi, korban sudah tertidur.

BACA JUGA: Sekali Berangkat ke Suriah, Kelompok Teroris JI Rogoh Rp 300 Juta, Inilah Asal Dananya

Apalagi, pada saat kejadian Kota Denpasar diguyur hujan gerimis hingga lebat.

Usai menghabisi nyawa korban, pelaku lalu membuang pisau dapur stainless di belakang rumah sebelum kabur melarikan diri.

Sebagai bukti, polisi menemukan banyak bercak darah di tembok bekas darah dari pisau pelaku.

Bercak darah juga ditemukan tak jauh dari tangga besi yang dipakai pelaku memanjat ke lantai dua rumah.

Bercak darah bahkan ditemukan hingga ke beberapa lemari. Diduga usai membunuh korban, pelaku melangkah ke arah lemari dan sempat membukanya.

Diduga pelaku mencari kunci motor, dan sejumlah barang berharga yang masih ditelisik polisi.

Setelah itu pelaku keluar dari pintu belakang yang terletak di lantai satu melalui tangga motif kayu. Sebab di tangga hingga di lantai satu terdapat bercak darah.

"Dugaan kami demikian, tidak terdapat congkelan pintu, sehingga kuat dugaan dia memakai tangga untuk naik ke lantai dua,” ujarnya.

Selain teman korban, kepolisian telah memeriksa sejumlah saksi. Termasuk orang tua korban.

”Di TKP minim CCTV sehingga kami sedikit kesulitan,” bebernya.

Sementara itu, teman kerja korban bernama Dewa Made Yuda Wiratama mengatakan, pada hari kejadian, Widiastiti yang biasanya datang tepat waktu pada pukul 07.00 Wita tak kunjung terlihat.

Dia dan beberapa temannya lantas menghubungi korban, namun tidak diangkat.

Awalnya Dewa Made mengira korban datang telat lantaran pada saat kejadian sedang hujan. Namun, sampai pukul 09.00 Wita korban tak datang.

Akhirnya pihak Bank Mandiri menghubungi orang tuanya di Sukawati Gianyar untuk mencari tahu keberadaan korban.

Pimpinan Bank Mandiri kemudian meminta Dewa Made Yuda Wiratama ke rumah korban sambil membawa kalender untuk nasabah di Gianyar.

Namun, sesampai di TKP ternyata sudah banyak warga yang berkumpul termasuk petugas kepolisian.

Di TKP, Dewa Made Yuda Wiratama mendapat informasi bahwa Widiastiti telah meninggal dunia.

“Benar-benar syok, tidak menyangka seperti ini,” katanya.

Tetangga korban, Sayida Rani, 22, mengaku mendengar teriakan dari arah rumah korban. Malam itu, saat kejadian sedang hujan gerimis.

Rumah Sayida Rani di Jalan Kertanegara, Gang. Widura, No. 18 Ubung Jaja, Denpasar, tak jauh dari kediaman korban. 

"Suara teriakan itu menyebut kata perampok. Kesannya teriak histeris karena ketakutan begitu. Setelah itu, terdengar suara pintu gerbang TKP kebuka dan mendengar suara motor matic keluar dari TKP," beber sumber mengutip keterangan Sayida Rani.

Lalu, paginya sekitar pukul 09.00, terdengar suara laki-laki minta tolong.

Suami Sayida Rani lantas keluar mengecek suara tersebut. Ternyata, yang teriak itu pacar korban.

"Ia minta tolong ada perampokan, dan ada yang dibunuh, selanjutnya suaminya (saksi Sayida Rani) mencari bantuan menghubungi warga bernama Nyoman Budiarta untuk menghubungi Bhabin Ubung Kaja Aiptu I Wayan Parwata," kata sumber.

Di TKP ditemukan banyak bercak darah. Bukan hanya di kamar korban, tetapi juga di tempat yang lain. Termasuk di merajan.

Bahkan, di merajan ditemukan pisau dapur yang diduga milik pelaku yang digunakan untuk menghabisi korban. (rb/dre/mus/JPR)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler