Untuk pertama kalinya di dunia, kini kalangan aktivis konservasi dan ilmuwan di dunia kini dapat mengungkap misteri pergerakan kura-kura tempayan (loggerhead) di lautan. Hal ini dimungkinkan berkat aplikasi yang melacak keberadaan kura-kura tersebut di Samudera Hindia.Sebuah tim ilmuwan alam dan konservasionis berkumpull di Gnaraloo Station di Australia Barat untuk melacak perjalanan kura-kura tempayan di Samudera Hindia Selatan dan memungkinkan siapa saja dapat mengetahui perjalanan mereka. Diharapkan proyek ini akan membantu menginformasikan upaya konservasi spesies ini. Kura-kura betina loggerhead turtles menghadapi satu dari 3000 kemungkinan ketika berusaha kembali ke tempat di mana mereka dilahirkan untuk membuat sarang. Begitu mereka mencapai kedewasaan pada usia 30, mereka hanya bisa kembali ke tempat itu setiap empat tahun sekali. Di mana kura-kura menyelinap pergi diantara waktu mereka bersarang hingga kini tetap menjadi misteri bagi mereka yang ingin meningkatkan peluang kelangsungan hidup spesies yang satu ini. "Mereka spesies yang senang bermigrasi, mereka bergerak di antara benua, kita tidak tahu seberapa jauh mereka pergi," kata Karen Hattingh, manajer program dari Program Konservasi Penyu Gnaraloo. "Apakah mereka pergi ke tempat lain di Ningaloo Coast, atau mereka pergi ke Shark Bay, jadi akan menjadi sangat menarik untuk mencari tahu kemana sebenarnta mereka pergi ketika mereka meninggalkan pantai setelah bersarang." Selama empat bulan ke depan para ilmuwan ini akan menyusuri pesisir Gnaraloo Station yang terpencil ditengah malam untuk melekatkan alat pelacak di 10 ekor kura-kura loggerheads. Proses ini membutuhkan ketelatenan untuk dapat menemukan jejak kura-kura itu di lingkungan yang sangat. Perlu lima orang untuk memegang kura-kura seberat 100 kilogram untuk dipasangkan alat pelacak di cangkangnya setelah Ia selesai bertelur. Proses tersebut terkadang butuh waktu 8 jam untuk memasang alat pelacak pada satu kura-kura saja. Setiap penyu kemudian diberi nama dan profil khusus, dan alat pelacak akan mengirim data ke aplikasi yang akan menampilkan perjalanannya melalui Samudera Hindia. Dof Dickinson, Direktur BrainDesain, perusahaan yang mengembangkan aplikasi ini mengatakan program ini akan memberikan akses pertama kali kepada ilmuwan di dunia untuk mengikuti langsung kehidupan spesies dan petualangan spesies kura-kura tersebut dialam liar. "Aplikasi ini akan menunjukan titik spot yang akan menunjukan kita di mana kura-kura itu menghabiskan sedikit lebih banyak waktunya di Samudera Hindia dan itu akan menunjukkan kawasan dimana mereka biasanya mencari makan," katanya. "Informasi keberadaan kura-kura ini sangat penting untuk ilmu pengetahuan karena itu akan menunjukan kawasan dimana saja yang memang perlu menjadi fokus dari upaya mereka menyelamatkan spesies ini,” Kura-kura Loggerhead di Pulau Gnaraloo merupakan kawasan ketiga terbesar dari spesies ini di dunia. Rubah dan kucing liar telah mendatangkan malapetaka pada sarang mereka selama beberapa tahun terakhir, tetapi dengan bantuan ilmuwan lingkungan dan pekerja konservasi, ancaman tersebut telah berkurang.
BACA JUGA: Pulai Christmas Bersiap Antisipasi Tambahan Tahanan Pencari Suaka
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cari Tahu Riwayat Keuangan Pasangan Sebelum Berhubungan