Misteri Tewasnya si Penambang Emas, Kaki Menyentuh Tanah

Jumat, 13 Juli 2018 – 16:24 WIB
Jenazah Hariz tergantung di pohon, Kamis (12/7), kaki menyentuh tanah dan tangan memegang tali layaknya melakukan perlawanan. Foto: Mugni Supardi/Radar Sulteng/JPNN.com

jpnn.com, PALU - Hariz (25) warga Poboya Kecamatan Mantikulore, Palu, Sulteng, yang bekerja sebagai penambang emas, ditemukan tewas dalam posisi tergantung, Kamis (12/7) sekitar pukul 15.00 wita.

Kematian pria tersebut menimbulkan tanda tanya atau misteri. Warga menduga bahwa korban sengaja dibunuh oleh orang yang tidak dikenal. Bukan gantung diri karena kaki korban menyentuh tanah dan tangan memegang tali diduga melakukan perlawanan atas jeratan tali di lehernya.

BACA JUGA: Karyawan Dibiarkan Mati Bersimbah Darah di Pinggir Jalan

Pemilik kebun, Jahi Lamuse (60), saksi mata pertamakali melihat korban yang tergantung dengan seutas tali fanbel tromol tergantung di atas pohon, mengungkapkan, saat itu tengah mengembala sapi. Saat sedang menggembala itu, dia juga sempat mencari burung menggunakan katapel.

“Saat ingin membidik, saya lihat ada yang bergelantung di bawah pohon, tetapi dari jauh belum tampak jelas, sehingga saya mencoba mendekatinya. Begitu saya tau bahwa itu orang maka saya langsung melaporkan kepada warga sekitar kebun untuk memberitahukan kepada Lurah,” ungkapnya.

BACA JUGA: Janda Meninggal Mengenaskan Usai Pergi Bareng Teman Pria

Kisman, Lurah Lasoani mengatakan, pada pukul 15.30 wita salah seorang warga datang ke kantor untuk melaporkan adanya penemuan mayat gantung diri di salah satu kebun. “Saya berada di kantor, kemudian yang punya kebun ini datang, melapor kalau ada penemuan ini maka ramai-ramai sudah kita ke sini,” ungkapnya kepada Radar Sulteng (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Aiptu Tarigan Gantung Diri dekat Mural Polantas Bertugas

Kisman mengaku tidak mengenali mayat tersebut bahkan baru kali ini melihat wajahnya. “Saya sudah sempat foto tadi, sampai saya tanya ke masyarakat, siapa yang kenal tidak usah ragu-ragu. Tapi tidak ada yang kenal,” lanjutnya.

Informasi yang dihimpun Radar Sulteng, barang bukti berupa handphone dan juga baju dan topi berada tidak jauh dari posisi korban ditemukan. Satu dompet ditemukan terpisah jauh dari posisi korban.

“Secara logika saja, posisi tangan pegang tali seperti melawan, dan kaki korban menyentuh tanah, patut diduga korban sengaja dibunuh,” kata seorang warga yang mengaku bernama Yuli Ensa saat melihat langsung mayat yang tergantung.

Tim Inafis Polres Palu saat melakukan olah TKP mengatakan bahwa mayat tersebut belum lama, belum ada lewat satu hari, karena posisi badan masih kaku dan belum ada mengeluarkan aroma bau. “Belum ada lewat satu hari,” kata seorang anggota Inafis yang enggan disebutkan namanya.

Setelah melakukan olah TKP salah seorang warga mulai membeberkan identitas korban. “Istrinya itu ada keluar kota, dan saya melihat korban kemarin tanggal 9 Juli, korban ini menggunakan sepeda motor FU warna biru,” kata Jems Paputungan, yang mengakui teman kerja korban di tambang.

Kapolsek Palu Timur AKP Lusi Setiawati saat mendatangi lokasi penemuan mayat mau memberikan banyak komentar. Alasannya polisi masih melakukan penyelidikan dan mayat akan divisum di RS Bhayangkara Polda Sulteng.

“Kami duga sementara bahwa korban gantung diri, dan saat ini jenazahnya akan di bawa ke RS Bhayangkara untuk di visum,” ungkapnya. (who/win)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Oh Zainab, Mengapa Cara Ini yang Kamu Pilih?


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler