jpnn.com - SIMALUNGUN – Hery Sihombing adik dari Ricky Sihombing, 17, korban tenggelam di tempat wisata air terjun Pansur di Pansur Bayu Bagasan, Kecamatan Tanah Jawa, Simalungun, Sumatera Utara, tiba-tiba pingsan saat kejadian, Senin (12/9).
Warga setempat yang melihat Hery Sihombing pingsan sempat khawatir. Apalagi saat memeriksa bagian mata Hery, warga hanya bisa melihat bagian mata yang putih saja.
BACA JUGA: Merokok di Bandung Bakal Semakin Sulit, Ini Penyebabnya
“Biji matanya yang hitam tak nampak, hanya putihnya saja. Makanya masyarakat curiga ada hal-hal gaib dan mistis yang menimpa Hery,” ujar seorang pria warga sekitar seperti diberitakan Metro Siantar (Jawa Pos Group) hari ini (13/9).
Selanjutnya warga memanggil orang pintar (dukun) memeriksa Hery. Saat itu seorang wanita paruh baya yang disebut-sebut sebagai orang pintar datang.
BACA JUGA: Cerita Tragis 5 Anak Panti Asuhan Mencuci Daging Kurban di Sungai
Entah kebetulan atau tidak, tak lama setelah dipegang dan diobati, Hery kemudian sadar.
Seiring dengan sadarnya Hery, salah seorang wanita di sekitar lokasi kemudian kesurupan dan menjerit histeris. Ia adalah Purnama Sari.
BACA JUGA: Begini Kata Mabes Polri soal Penembakan Guru di Puncak Jaya
Dalam jeritnya, Purnama mengaku pinggangnya ditimpa sesuatu yang sangat berat. Cukup lama Purnama kesurupan sebelum akhirnya tersadar.
Orangtua Korban Datang
Kabar hilangnya Ricky ternyata langsung disampaikan ke orangtuanya. Tadi malam sekira pukul 19.15 WIB, ayahnya Syafrijal Sihombing bersama rombongan tiba di sekitar lokasi kejadian.
Mereka menumpang mobil Kijang BK 1058. Begitu sampai, rombongan langsung menuju rumah Opung Buana Sinaga. Sebab memang, sebagian rekan korban ditempatkan oleh warga di rumah tersebut.
Begitu melihat anaknya Hery, Syafrijal langsung menangis dan memeluknya.
Kepada koran ini, Syafrijal mengaku sangat terpukul atas musibah yang menimpa anaknya. “Padahal sebelumnya tidak ada firasat buruk apapun. Bahkan mimpi buruk juga tidak ada. Ricky ini anak kedua saya dari empat bersaudara. Ia juga tak ada meninggalkan pesan apapun sebelumnya,” ungkapnya sedih.
Syafrijal juga mengucapkan terimakasihnya kepada warga Pansur Bayu Bagasan yang sudah mau menjadi relawan di air terjun dan menunggu munculnya Ricky, bahkan hingga terbitnya matahari. “Saya berharap anak saya cepat ditemukan,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Sementara itu Kapolsekta Tanah Jawa Kompol Anderson Siringoringo didampingi Kanit Reskrim AKP Suandi Sinaga, membenarkan adanya pengunjung air terjun yang tenggelam tersebut. Menurutnya, operasi pencarian yang dilakukan warga setempat masih terus berlanjut.
Sementara warga sekitar yang sempat berbincang-bincang dengan koran ini mengungkapkan, sejauh ini sudah ada lima korban tewas di lokasi, sejak objek wisata lokal itu dibuka.
“Sebelumnya empat pelajar SMP dan SMK, serta seorang pemancing yang terjebak banjir sudah meninggal di lokasi. Padahal, pemancing yang meninggal itu sempat memanjat batu yang menjulang tinggi di sekitar air terjun,” kata seorang warga.
Warga lainnya, Torang Nainggolan (46) warga Salosok Damak Rambe, Tanah Jawa, mengatakan bahwa pengunjung wisata air terjun itu tidak boleh mengucapkan kata-kata jorok saat berada di lokasi air terjun Pansur. Menurutnya, tempat itu dihuni berbagai makhluk halus. “Jin sangat anti dengan kata-kata jorok atau yang bersifat porno. Jika ada yang ngomong jorok, pasti ada korban,” jelasnya.
Ketika hal itu dikonfirmasikan ke Dewi, salah seorang anggota rombongan, ia mengakui bahwa ada salah seorang anggota rombongan yang mengucapkan kata-kata jorok saat tiba di sana. Sejak itu pula Dewi mengaku tidak mau turun ke air yang berpasir. Dewi hanya menginjakkan kakinya ke air yang daerahnya berbatuan. (iwa/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengunjung Tenggelam, Lokasi Wisata Berubah Jadi Mencekam
Redaktur : Tim Redaksi