jpnn.com, BEKASI - Mitra Kukar lebih duluan angkat kaki dari turnamen pramusim, Piala Presiden 2019, setelah tiga kali menelan kekalahan beruntun.
Ini merupakan kali pertama skuat berjuluk Naga Mekes itu gugur di fase grup. Minim persiapan dan hanya mengandalkan pemain lokal, menjadi salah satu musabab kegagalan tersebut.
BACA JUGA: Fandi Edi Jalani Latihan Perdana dengan Persiba
Pada laga terakhir penyisihan Grup B di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Kamis (14/3), tim Kota Raja harus mengakui keunggulan Semen Padang. Rifan Nahumarury dkk kalah dengan skor 0-2.
Harus diakui, Piala Presiden bukan pentas bagi klub Liga 2. Dilihat dari sisi manapun, komposisi tim Liga 2 kalah mentereng dari tim Liga 1. Tak hanya Mitra Kukar saja yang menjadi bulan-bulanan di fase grup.
BACA JUGA: Ferry Rotinsulu Tegaskan Akan Berikan yang Terbaik untuk Sriwijaya FC
Persita Tangerang pun mengalami hal serupa. Menjadi batu loncatan bagi tim Liga 1 di grup yang dihuni. Wajar, jika akhirnya Mitra Kukar dan Persita disebut sebagai tim pelengkap semata.
Di Grup B, Mitra Kukar tak sekalipun memetik hasil positif. Setelah dihajar Bali United 0-3, dan Bhayangkara FC 1-2, Naga Mekes juga dipecundangi Semen Padang 0-2, kemarin. Kendati demikian, hasil buruk tersebut setidaknya bisa menjadi gambaran bagi manajemen untuk melakukan perbaikan sebelum kick off Liga 2.
BACA JUGA: Mitra Kukar Langsung Liburkan Pemain Usai Laga Kontra Semen Padang
“Niat kami mengikuti Piala Presiden ini memang untuk mengukur kekuatan tim jelang bergulirnya Liga 2. Ada beberapa sektor yang memang harus diperbaiki jika ingin target promosi musim depan terwujud,” papar pelatih sementara Mitra Kukar, Sukardi.
Khusus pertandingan kemarin, permainan Mitra Kukar justru menurun dari laga sebelumnya saat sua Bhayangkara FC. Koordinasi antarlini tak berjalan maksimal. Absennya Atep yang berperan sebagai play maker, membuat alur bola Mitra Kukar tak berjalan lancar. Setiap serangan yang dibangun dari lini tengah, berhasil dimentahkan.
Praktis, Mitra Kukar hanya mengandalkan permainan sayap. Tapi sayang, pola permainan dari sayap kanan dan kiri selalu berhasil dijegal pertahanan Kabau Sirah. “Kami kesulitan mengembangkan pertandingan. Tak ada Atep sangat berpengaruh di lini tengah kami,” jelas asisten pelatih Mitra Kukar, Asep Suryadi selepas pertandingan.
Asep menambahkan, kegagalan di Piala Presiden kali ini menjadi pelajaran berharga bagi timnya. Setidaknya, saat ini jajaran pelatih dan manajemen sudah mengantongi sektor mana yang harus diperbaiki. “Petik hikmahnya saja karena target utama di Liga 2,” imbuhnya.
Mewakili pemain, kiper Geri Mandagi meminta maaf kepada para suporter karena belum bisa memberikan hasil positif di Piala Presiden kali ini. Geri menegaskan, semua pemain sudah bermain dengan maksimal di setiap laga yang dimainkan.
“Untuk suporter, kami meminta maaf karena belum kasih hasil terbaik. Tapi kami mendapat banyak pelajaran dari Piala Presiden ini. Kami akan lebih baik di Liga 2 nanti,” tutur Geri. (don/is/k15)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PSM Vs PSIS: Pertaruhan Gengsi Dua Tim Perserikatan
Redaktur & Reporter : Budi