jpnn.com, JAKARTA - Kehadiran Wuling dan DFSK sedikit banyak berpengaruh ke peta persaingan mobil di tanah air, tidak saja segmen mobil baru tapi juga bekas. Penawaran harga terjangkau dan fitur berlimpah memang jadi pemikat jika dibandingkan Jepang atau Eropa yang harganya masih tinggi.
Oleh sebab itu, kedua merek asal Tiongkok tersebut membuat pedagang mobil bekas melakukan sejumlah strategi. Terlebih Mobil88 yang hanya menjual mobil bekas lansiran Toyota, otomatis pihaknya melakukan studi saat kedua merek hadir.
BACA JUGA: Beli Mobil Bekas Dapat Diskon Sampai Rp 10 Juta, Ini Caranya
Presiden Direktur Mobil88 Halomoan Fischer Lumbantoruan mengatakan, belum bisa dilihat dampak dari hadirnya kedua merek asal Tirai Bambu tersebut terhadap penjualan. Sebab, saat ini masyarakat masih menunggu pasaran bekas mobil Wuling dan DFSK di pasaran berapa.
"Mengamatinya mengenai resale value, kira-kira berapa ini mobil (Cina) harganya kalau dijual tiga atau lima tahun lagi. Meski murah, kalau dijual enggak ada harganya gimana. Kecuali harga bekasnya survive ceritanya lain," ujar Halomoan di Jakarta Selatan, Selasa (18/12).
BACA JUGA: Pilah-pilih Jenis SUV yang Cocok Buat Keluarga
Menurutnya segmentasi mobil penumpang di Indonesia terbagi dua. Kalau konsumen yang mementingkan gengsi pasti memilih mobil bekas merek Jepang, ketimbang beli baru tapi mereknya Cina. Ada juga yang sensitif harga, artinya lebih pilih mobil baru dengan harga murah meski mereknya tidak terkenal di Indonesia.
"Kalau saya melihat yang mereka (Wuling atau DFSK) tawarkan itu harga dan yang tertarik beli price sensitive. Tapi yang memperhatikan gengsi belum tentu ke sana. Jadi sebelum produk-produk itu masuk pasar, kami sudah mengamati," tuturnya.
BACA JUGA: Avanza Terlaris, Tapi Cuma Penjualan Confero yang Naik
Sambung dia, hasil studi yang dilakukan konsumen yang sensitif soal harga ada di range Rp 80-150 juta. Kalau orang gengsi pasti mereka pilih mobil Jepang walaupun bekas. Karena yang sensitif harga mikirnya dengan harga terjangkau bisa dapat mobil baru, kenapa harus bekas.
"Kami tidak bisa paksain juga, karena masing-masing segmennya sudah terbentuk," tandas Halomoan. (mg8/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sudah Tak Zaman MPV Idaman Kurang Fitur Keamanan
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha