Mobil Dua Anggota DPR Diadang Massa, Digedor-gedor, Dikejar

Sabtu, 23 Juli 2016 – 05:40 WIB
Arteria Dahlan. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - KENDARI – Kasus pilkada Muna, Sulawesi Tenggara, hingga kini belum kelar. Hal ini membuat situasi politik di sana memanas. 

Dua anggota Komisi II DPR yakni Amirul Tamim (Fraksi PPP) dan Arteria Dahlan (PDIP), yang berkunjung ke Raha dengan agenda mencari fakta-fakta seputar proses Pilkada di daerah itu, diadang sekelompok massa, kemarin. 

BACA JUGA: Bawaslu Ingatkan KPU soal Daftar Pemilih

Agenda bertemu Pj Bupati Muna pun gagal total karena keduanya bersama rombongan dipaksa meninggalkan Raha, sejam setelah tiba di kota itu.
Penolakan atas kehadiran dua anggota Komisi II plus tim dari Bawaslu tersebut dilakukan dengan cara mengadang rombongan saat menuju Rujab Bupati Muna. 

Massa yang berjumlah ratusan juga sempat bertindak anarkis dengan memukul kendaraan yang beriring-iringan, sembari meneriakkan agar rombongan Komisi II DPR RI pulang kembali ke Jakarta. Melihat situasi yang gaduh dan nyaris tak terkendali, rombongan pun diamankan aparat TNI ke Markas Kodim 1416 Muna.

BACA JUGA: Desmond: Rapatkan Barisan, Jangan-jangan...

Rombongan yang sehari sebelumnya berada di Konawe Selatan ini tiba di Muna melalui jalur penyeberangan Fery di Tampo sekira pukul 10:00 Wita. Mereka dijemput pelabuhan oleh Asisten III Pemda Muna, Edy Uga. 

Rencannya, rombongan langsung akan menuju ke Rujab Bupati Muna untuk melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak. Namun dalam perjalanan, tepatnya di depan SMP 2 Raha, Kelurahan Laiworu, Kecamatan Katobu rombongan dihadang massa, yang disinyalir pendukung pasangan calon.

BACA JUGA: Sandiaga: Karakter Jokowi Melekat di Bu Risma

Massa menilai, kedatangan anggota DPR-RI itu membawa titipan elit-elit politik tertentu dalam rangka kepentingan pasangan calon lain. Untung saja, aksi penghadangan itu dapat diantisipasi Komdan Kodim (Dandim) 1416/Muna, Letkol ARH Hendra Gunawan. Rombongan diamankan di Markas Kodim 1416/Muna.

Setelah dari Kodim, rombongan disarankan kembali ke Kendari via pelabuhan Tampo. Dengan pengawalan ketat prajurit TNI mereka lalu diantar ke Tampo.

Massa ikut mengejar hingga ke Tampo. Di pelabuhan mereka dicegat aparat TNI dan Polisi. Sekira pukul 12.00 Wita, rombongan Amirul dan Arteria bisa pelabuhan Tampo menumpangi speed boat menuju Kolono, Kabupaten Konawe Selatan.

Salah seorang dari massa itu, Kadaruddin mengatakan aksi penghadangan dilakukan secara spontanitas. Mereka menduga, Arteria Cs datang untuk membawa agenda politik yang terselubung.

Menurutnya, momen kehadiran dua anggota Komisi II tidak tepat. Sebab, tujuan mereka ke Muna untuk menginvestigasi persoalan Pilkada, dianggap sangat tidak logis. Alasannya saat ini proses Pilkada tengah bersengketa di Mahkamah Konstitusi (MK).

Anggota Komisi II DPR-RI Arteria Dahlan membantah tudingan itu. Ia menegaskan kedatangannya bersama tim lainnya ke Muna untuk melakukan pemantauan dan pengawasan apakah pelaksanaan PSU jilid II telah dilakukan sesuai aturan atau tidak. 

"Kami turun, karena ada dua laporan yang masuk ke Komisi II, pertama menyangkut DPT apakah verifikasinya dilakukan sesuai aturan atau tidak dan pelaksanaan pemilihanya," katanya.

Arteria juga menyangkan aksi penghadangan yang dilakukan tim pendukung salah satu calon bupati. Sebab, saat penghadangan terjadi tak ada satu orang pun anggota Polres Muna yang ada dilokasi. Ia malah berterima kasih pada Dandim 1416/Muna yang cepat melakukan aksi pemulihan. 

Sementara itu Amirul Tamim menjelaskan bahwa kedatangan ia bersama rekannya di Komisi II ke Muna terkait dengan pekerjaanya sebagai wakil rakyat. "Saya kunjungan untuk mengetahui masalah-masalah di Sultra tapi bukan masalah PSU (pemungutan suara ulang). Kalau soal Pilkada atau PSU kita sudah tahu bersama. Kini kita tinggal menunggu putusan MK saja," ujarnya. (yog/yaf/b/sam/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Taufik: Calon Gerindra, Siapa Saja Pasti Menang Lawan Ahok


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler