Modal Rp 2 Juta, Omzet Rp 32 Juta per Bulan, Minat?

Selasa, 15 Maret 2016 – 15:25 WIB
Ilustrasi.

jpnn.com - MESKI dengan modal minim, namun tekun dan telaten, hasil usaha yang didapat bisa berlipat. Itu juga yang diyakini Fahrul Rahman, pengusaha sukses di Kota Sorong, Papua Barat.

Di usianya yang baru menginjak 25 tahun, pemuda kelahiran Jakarta 9 Januari 1991 itu meraih kesuksesan menekuni usaha clothing yang ia rintis sejak tahun 2010. Lulusan SMK swasta ini merupakan anak sulung dari pasangan suami istri yang biasa-biasa saja, keluarganya bukan orang kaya. 

BACA JUGA: Nekat Tendang Sepeda Motor Polisi, Dua Perampok Berhasil Kabur

Bermodalkan ijazah SMK dan uang seadanya, Fahrul nekat merantau mencoba peruntungannya. Di Kota Sorong, ia tinggal di kontrakan kecil yang berlokasi di Jln Victori Km 10.

Sempat bekerja sebagai buruh pabrik kayu selama dua bulan, ia memutuskan berhenti dan beralih profesi menjadi penjaga warnet dengan gaji berkisar Rp 500.000 per bulan. Tentu, gaji tersebut sangat kurang untuk hidup layak di Kota Sorong. "Saya berpikri untuk mencari usaha sampingan," tutur Fahrul, seperti dikutip dari Radar Sorong, Selasa (14/3).

BACA JUGA: Pacari Siswi SMP Melampaui Batas, Deni Akhirnya di Bui

Dia akhirnya menyadari potensinya menggambar grafis, akhirnya muncul ide menjalankan usaha clothing. Ia kemudian melakukan survei pasar dan menyimpulkan jika usaha clothing atau pembuatan pakaian dengan brand pribadi, sangat potensial digeluti karena banyaknya peminat. 

Bermodalkan Rp 2 juta yang ia kumpulkan dari hasil menabung sisa gajinya selama setahun bekerja di warnet, ia memutuskan terjun ke dunia bisnis clothing. "Karena tidak berpengalaman di bidang sablon dan sebagainya, saya belajar otodidak," tandasnya.

BACA JUGA: Tentara India Berguru di Magelang

Selanjutnya memproduksi kaus dengan labelnya sendiri. Ia membeli kaus dalam jumlah banyak, gambar-gambar menarik didesainnya sendiri, selanjutnya mencari tukang sablon yang dapat mencetak gambar-gambar desainnya di kaos. Kaus kreasinya kemudian dipasarkan ke teman-temannya lewat jejaring sosial. 

Namanya usaha, pasti banyak rintangan, demikian pula yang dialaminya. Di tahun pertamanya menekuni bisnis clothing, tepatnya di tahun 2010, ia menderita kerugian yang cukup besar karena modalnya dicuri oleh salah satu sahabatnya. Rintangan kian menggunung karena produk kurang laku di pasaran, kalah bersaing dengan produk yang lebih dulu terkenal. 

Namun rintangan tak membuatnya patah arang, ia tetap menekuni usahanya dan tak kenal menyerah. Berbekal pengalaman, ia berinovasi membuat kaus dengan desain lebih modern, simple dan mengikuti trend perkembangan jaman. Titik terang usahanya mulai tampak di tahun keduanya menggeluti bisnis clothing, kaus produksinya mulai dikenal konsumen, imbasnya permintaan meningkat. Kausnya mulai laku di pasaran dan menghasilkan keuntungan yang lumayan besar. 

Dengan biaya pembuatan Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu, ia memasarkan kausnya seharga Rp 100 hingga Rp 200 ribu, per-item produksinya bisa menghasilkan keuntungan Rp 60 ribu, penjualan kaos produksinya per bulannya bisa mencapai 70 item yang pasarannya bukan hanya di Papua, tapi juga dikirim ke konsumen di luar Papua.

Seiring dengan kemajuan usahanya, ia mencoba berinovasi dengan menjual produk lain, seperti tas, dompet, celana dan sebagainya. Kini, omzet usahanya mencapai Rp 32 juta per bulan, dari yang awalnya hanya bermodalkan Rp 2 juta. Dari usahanya ini, ia kini bisa menghidupi 10 orang pekerjanya. 

Kini ia telah memiliki berbagai materi yang diinginkan kawula muda kebanyakan, di antaranya mobil, rumah pribadi, serta mampu memberangkatkan orang tuanya menunaikan ibadah haji, termasuk juga telah mendapatkan belahan hati pendamping hidupnya. (fauzia muhammad/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bupati Sabu kok Lolos Nyalon? Begini Penjelasan Dokter Pemeriksa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler