Moeldoko Coba Tularkan Pertanian ke Anak Muda

Senin, 30 Juli 2018 – 22:03 WIB
Ketua HKTI Moeldoko menanam kelapa dalam rangkaian acara Forum Temu Nasional Pemerhati Kelapa di Gorontalo, Senin (27/11). Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Jumlah angkatan kerja di sektor pertanian dari tahun ke tahun makin menurun. Berdasarkan data sejak 2010-2017, persentasenya terus mengalami penurunan sebesar 1,1% per tahun.

Pada 2010, setidaknya terdapat 42,8 juta jiwa masyarakat Indonesia yang menggeluti bidang bercocok tanam ini.

BACA JUGA: Muncul Slogan Jokomoe demi Dukung Jokowi - Moeldoko

Namun, pada kuartal I tahun 2018, angkanya turun menjadi hanya 38,70 juta jiwa.

Dari profil usia pun, rata-rata petani di Indonesia kini telah berusia lebih dari 50 tahun. Minat anak muda menjadi petani sangat minimal.

BACA JUGA: Moeldoko Tantang Anak Muda Ciptakan Ide soal Mobil Listrik

Dengan berkurangnya minat di sektor pertanian, maka Indonesia terancam tidak lagi bisa menjadi negara swasembada pangan.

Mendorong minat anak muda ke sektor pertanian karenanya menjadi hal yang strategis dan mendesak untuk dilaksanakan.

BACA JUGA: Gelar Rakor di Solo, RJB Pengin Moeldoko Dampingi Jokowi

Hal ini telah diidentifikasi oleh Moeldoko yang sejak menjabat Ketua Umum HKTI telah mengakui realitas bahwa minat generasi muda berkecimpung di dunia pertanian semakin sedikit.

“Ini karena kondisi pertanian kita kurang menjanjikan. Kalau kita coba dari kondisi yang kurang menjanjikan menjadi menjanjikan, maka saya pastikan banyak yang akan bergabung dengan kita (petani),” ujar Moeldoko.

Untuk menghadapi hal ini, maka Moeldoko, di dalam kepemimpinannya di HKTI telah melakukan sejumlah inisiatif.

Antara lain merajut kerjasama dengan pesantren dan perguruan tinggi untuk diajari pengetahuan pertanian dan mengaktifkan kembali Pesta Petani Muda (Pestani).

Kegiatan ini melibatkan ribuan petani muda di bawah 30 tahun dan mengembangkan drone untuk pertanian, serta menggelar program HKTI Innovation Award.

“HKTI harus memperkenalkan modernisasi dunia pertanian, yaitu adaptif terhadap kemajuan teknologi pertanian, tapi tetap menjaga kekhasan budaya bangsa Indonesia,” tambah Moeldoko.

Menimbang hal ini Sekjen HKTI Mayor Jenderal (Purn) Bambang Budi Waluyo mengonfirmasi bahwa Moeldoko adalah kandidat kuat calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.

"Kurun waktu 5 sampai 10 tahun mendatang ini saya pikir krisis tentang energi termasuk masalah pertanian itu membutuhkan orang-orang yang memahami tentang tani, sehingga kita perlu meningkatkan atau menguatkan masalah pertanian ke depan," kata Bambang.

Menurutnya, Moeldoko disebut sebagai Panglima Tani sejak pensiun dari Panglima TNI.

"Dia langsung terjun ke pertanian, makanya dia dijuluki 'Panglima Tani.' Hidupnya di lingkungan tani, sehingga sekarang menjadi Ketua Umum HKTI sudah sangat tepat karena mumpuni, dia memahami betul tentang pertanian," pungkas Bambang. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Asia Pasifik Rawan Konflik, Jokowi Butuh Sosok Militer


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler