jpnn.com, JAKARTA - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko berbicara blak-blakan soal fotonya dengan Lin Neumann yang juga dikenal sebagai salah satu pendiri Asia Sentinel. Mantan Panglima TNI itu mengaku tak mengenal Neumann.
Moeldoko menyampaikan hal itu guna menepis tuduhan yang menyebut Istana Kepresidenan berada di balik berita berjudul Indonesia’s SBY Government: ‘Vast Criminal Conspiracy' di Asia Sentinel. Dugaan itu mencuat seiring unggahan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat (PD) Rachlan Nashidik melalui akunnya Twitter yang memajang Moeldoko berpose dengan Neumann dan sejumlah orang lainnya.
BACA JUGA: Demokrat Posting Foto Pendiri Asia Sentinel dengan Moeldoko
Moeldoko mengatakan, dirinya diundang untuk berbicara di forum American Chambers of Commerce (AmCham) atak Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Amerika Serikat. Moeldoko dalam acara di AmCham itu berbicara mengenai perkembangan situasi politik dan keamanan di Indonesia.
Sebagai mantan Panglima TNI yang kini menjadi lingkaran dekat presiden, Moeldoko memastikan Indonesia dalam kondisi aman. Dia juga membujuk para investor AS agar tak takut menanamkan modal mereka di Indonesia.
BACA JUGA: Demi Prabowo - Sandi, SBY Siap Keliling Indonesia Naik Bus
"Bahwasanya situ ada owner-nya Asian Sentinel, saya enggak mengerti itu. Jadi jangan buru-buru baper (terbawa perasaan, red) begitu menduga. Dilihat dulu latar belakangnya seperti apa," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (18/9).
Karena itu Moeldoko membantah tuduhan yang menyebut Istana Kepresidenan terkait dengan pemberitaan Asia Sentinel yang menyebut Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terlibat dalam konspirasi besar soal bank Century. Dia mewanti-wanti agar fotonya tidak dikait-kaitkan dengan isu lain karena mantan tentara asal Kediri itu juga tak mengemal Neumann.
"Konteksnya itu jangan diubah-ubah. Wah Istana ada di belakang (Asia Sentinel, red). Istana mana lagi itu. Enggak, enggak ada kaitannya sama Istana , sama KSP. Itu saya hanya diundang. Enggak ada yang lain," jelasnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dewan Pers Segera Telaah Laporan Demokrat soal Asia Sentinel
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam