JAKARTA - Konsorsium Monorel Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dipimpin oleh PT Adhi Karya (Persero), saat ini tengah mengarap tiga proyek, salah satunya yakni Jakarta Link Transportation (JLT) atau monorel Jabodetabek.
Corporate Secretary PT Adhi Karya, Amrozi Hamidi menjelaskan bahwa pembangunan proyek JLT akan dimulai tahun 2014. "Proyek JLT akan memakan waktu penyelesaian sekitar 3 tahun," ujar Amrozi di Jakarta, Selasa (25/6).
Dijelaskan, tarif nantinya akan dibebankan pada para penumpang JLT sebesar Rp10 ribu per km. "Kami memperkirakan biaya itu akan naik sekitar 10 persen setiap dua tahun," terangnya.
Untuk kapasitas daya angkut JLT ini, dikatakan Amrozi bisa menampung hingga puluhan ribu orang. "Gerbong monorel JLT ini dapat menampung sampai 200 orang per gerbong, dan satu rangkaian kereta akan terdiri dari enam gerbong. Sehingga monorel ini mempunyai daya angkut 30 ribu orang per jam dan mampu ditingkatkan sampai mencapai 60 ribu orang perjam untuk dua arah," ungkapnya.
Selain itu, imbuh Amrozi, pihaknya berencana dalam setiap empat menit kereta monorel akan datang. Hal itu dilakukan untuk mengatisipasi agar penumpang tidak menunggu terlalu lama dan tidak terjadi penumpukan penumpang.
Sejauh ini, Adhi Karya sudah mempersiapkan segala hal terkait apa saja yang dibutuhkan untuk membangun proyek ini, termasuk pasokan listrik untuk operasional tiga rute monorel.
"Untuk rute Kuningan-Cawang, Cawang-Bekasi, Cawang-Cibubur dibutuhkan pasokan listrik sebesar 80 megawatt dan disediakan oleh PLN," bebernya.
Monorel Jabodetabek atau Jakarta Link Transportation (JLT), yang rencananya akan memiliki rute: Bekasi Timur-Cawang (18,138 km), Cawang-Kuningan (7,170 km), Cibubur-Cawang (13,728 km).
BUMN konsorsium yang terlibat dalam proyek JLT yakni, Adhi Karya, INKA, LEN, Jasa Marga dan Telkom Indonesia. (chi/jpnn)
Corporate Secretary PT Adhi Karya, Amrozi Hamidi menjelaskan bahwa pembangunan proyek JLT akan dimulai tahun 2014. "Proyek JLT akan memakan waktu penyelesaian sekitar 3 tahun," ujar Amrozi di Jakarta, Selasa (25/6).
Dijelaskan, tarif nantinya akan dibebankan pada para penumpang JLT sebesar Rp10 ribu per km. "Kami memperkirakan biaya itu akan naik sekitar 10 persen setiap dua tahun," terangnya.
Untuk kapasitas daya angkut JLT ini, dikatakan Amrozi bisa menampung hingga puluhan ribu orang. "Gerbong monorel JLT ini dapat menampung sampai 200 orang per gerbong, dan satu rangkaian kereta akan terdiri dari enam gerbong. Sehingga monorel ini mempunyai daya angkut 30 ribu orang per jam dan mampu ditingkatkan sampai mencapai 60 ribu orang perjam untuk dua arah," ungkapnya.
Selain itu, imbuh Amrozi, pihaknya berencana dalam setiap empat menit kereta monorel akan datang. Hal itu dilakukan untuk mengatisipasi agar penumpang tidak menunggu terlalu lama dan tidak terjadi penumpukan penumpang.
Sejauh ini, Adhi Karya sudah mempersiapkan segala hal terkait apa saja yang dibutuhkan untuk membangun proyek ini, termasuk pasokan listrik untuk operasional tiga rute monorel.
"Untuk rute Kuningan-Cawang, Cawang-Bekasi, Cawang-Cibubur dibutuhkan pasokan listrik sebesar 80 megawatt dan disediakan oleh PLN," bebernya.
Monorel Jabodetabek atau Jakarta Link Transportation (JLT), yang rencananya akan memiliki rute: Bekasi Timur-Cawang (18,138 km), Cawang-Kuningan (7,170 km), Cibubur-Cawang (13,728 km).
BUMN konsorsium yang terlibat dalam proyek JLT yakni, Adhi Karya, INKA, LEN, Jasa Marga dan Telkom Indonesia. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Malming ke PRJ, Bawa Pulang Ertiga
Redaktur : Tim Redaksi