Morgan Oey Antusias Terlibat Dalam Film Pernikahan Arwah

Rabu, 07 Agustus 2024 – 12:12 WIB
Aktor Morgan Oey dan sutradara Paul Agusta bersiap memulai syuting film Pernikahan Arwah (The Butterfly House). Foto: Dok. Entelekey Media Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Aktor Morgan Oey terlibat dalam film horor terbaru yang berjudul Pernikahan Arwah (The Butterfly House).

Dia mengaku sangat antusias memulai syuting film garapan sutradara Paul Agusta itu.

BACA JUGA: Mulai Syuting, Film Horor Pernikahan Arwah Angkat Cerita Tradisi Tionghoa

"Selain latar belakang tradisi Tionghoa yang diangkat dalam cerita ini, karakter yang saya perankan juga sangat menarik," kata Morgan Oey, Selasa (6/8).

Pernikahan Arwah (The Butterfly House) diproduksi oleh Entelekey Media Indonesia yang berkolaborasi dengan Relate Films.

BACA JUGA: Morgan Oey dan Valerie Thomas Beradegan Romantis di Romeo Ingkar Janji

Film tersebut bakal menghadirkan cerita dengan latar belakang budaya Tionghoa dan tradisi pernikahan arwah.

"Dengan pendekatan terhadap budaya dan tradisi Tionghoa di Indonesia yang tidak banyak diangkat ke layar lebar, kami berharap film ini dapat memberikan pengalaman horor yang baru dan berkesan bagi penonton," jelas sutradara Paul Agusta.

BACA JUGA: Romeo Ingkar Janji, Morgan Oey Akhirnya Bertemu Valerie Thomas

Pernikahan Arwah (The Butterfly House) dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris kenamaan.

Antara lain, Morgan Oey dan Zulfa Maharani, bersama dengan Jourdy Pranata, Brigitta Cynthia, Puty Sjahrul, Ama Gerald, Alam Jaelani, Verdi Solaiman, dan Bonita.

Skenario film horor tersebut ditulis oleh Aldo Swastia bersama Ario Sasongko.

Pernikahan Arwah menceritakan kisah pasangan berbeda ras, seorang pria Tionghoa-Indonesia dan seorang wanita pribumi, yang mengadakan pemotretan pre-wedding bersama teman-teman di rumah leluhur calon mempelai pria.

Kehidupan pasangan itu terancam saat bertemu dengan roh leluhur dalam wujud pengantin Tionghoa Indonesia yang menyimpan kisah tragis dari masa lalu.

Sesuai dengan visi dan misi, Entelekey Media Indonesia memproduksi film tersebut dengan keyakinan kuat terhadap kisah yang diangkat.

"Kami percaya bahwa latar belakang budaya dan sejarah yang melebur secara alami dalam cerita dapat menciptakan pengalaman yang otentik tanpa terasa dipaksakan. Dengan sentuhan khas Paul Agusta dan kolaborasi erat dengan Relate Films, kami yakin film ini akan cukup berkesan bagi penonton," tutur Aldo Swatia, penulis sekaligus Chief Creative Officer (CCO) Entelekey Media Indonesia.

Proses syuting film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) akan dimulai pada Agustus 2024 ini.

Film tersebut ditargetkan bisa tayang di bioskop Indonesia pada 2025 mendatang.

Sinopsis Pernikahan Arwah (The Butterfly House): Sepasang calon suami istri, Salim dan Tasya, memutuskan untuk memindahkan proses foto prewedding ke rumah keluarga Salim setelah bibi Salim, satu-satunya keluarga sedarah Salim, baru saja meninggal dunia.

Selain mengurus pemakaman bibinya, Salim ternyata harus melanjutkan ritual keluarga untuk membakar dupa setiap hari di sebuah altar yang misterius atau nyawanya akan terancam.

Kehadiran mereka dan tim foto pre wedding di rumah itu membuat arwah leluhur Salim yang meninggal di masa pendudukan Jepang muncul dan meneror.

Tasya tergerak untuk menguak misteri masa lalu dari keluarga Salim untuk bisa menenangkan arwah tersebut, sekaligus membebaskan calon suami dari kewajibannya agar bisa pergi dari rumah itu. 

(ded/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dedi Yondra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler