Motor Matic Lesatkan Penjualan Honda

Selasa, 23 Mei 2017 – 16:31 WIB
MPM. Foto: MPM

jpnn.com, SURABAYA - PT Mitra Pinasthika Mustika (MPM) mulai membukukan kenaikan penjualan di Jawa Timur sepanjang Mei.

Distributor utama motor Honda di Jawa Timur dan NTT mencatatkan kenaikan penjualan hingga 20 persen jika dibandingkan dengan April lalu.

BACA JUGA: Dicky GA Berjaya di Kejurnas Drag Bike 2017 Region 2 Putaran 3

Direktur Marketing MPM Dendy Sean menyatakan, penjualan terdorong keinginan masyarakat untuk memiliki kendaraan baru pada momen Lebaran nanti.

”Kenaikan semua produk sudah terasa. Termasuk matic, bebek, maupun sport,” jelas Dendy, Senin (22/5).

BACA JUGA: Penggawa Pertamax Motorsport Speed Offroad Team Sukses Naik Podium

Dia menyatakan, capaian penjualan paling tinggi terjadi pada segmen matic.

”Sebab, memang ada varian baru Scoopy yang belum lama diluncurkan dan animonya cukup bagus,” kata Dendy.

BACA JUGA: Bidik Pasar Anak Muda, New Agya Laris Manis

Bahkan, untuk Honda Scoopy, kenaikan penjualannya mencapai 45–50 persen.

Hingga pertengahan Mei lalu, MPM mengantongi 9.500 surat pemesanan kendaraan (SPK).

Sebanyak lima ribu unit sudah dikirimkan kepada konsumen, sedangkan 4.500 lainnya masih inden.

Pihaknya pun optimistis pesanan tersebut dapat diantarkan kepada konsumen dalam sepuluh hari ke depan.

Selain matic, motor bebek mencatatkan kenaikan penjualan hingga 13 persen, sedangkan motor sport 23–24 persen.

Secara wilayah, kenaikan yang cukup tinggi terjadi di beberapa kota besar seperti Surabaya, Gresik, Jombang, dan Mojokerto.

”Di daerah, juga ada kenaikan cukup tinggi seperti Bojonegoro maupun Madura yang naik hingga 20 persen,” kata Dendy.

Di sisi lain, Presiden Direktur MPM Suwito menyampaikan, kondisi pasar roda dua Jatim tahun ini tak akan setinggi tahun lalu.

Sebab, pada semester pertama tahun ini, penjualan sepeda motor diperkirakan lebih rendah dibanding capaian semester satu 2016.

”Mengejar penjualan seperti tahun lalu cukup sulit karena kami kalah start pada semester pertama,” ungkapnya.

Menurut Suwito, rendahnya angka penjualan roda dua disebabkan melemahnya harga komoditas, naiknya harga bea balik nama (BBN) maupun STNK baru, serta tidak menentunya cuaca yang berdampak terhadap rendahnya produksi sektor pertanian.

Pada Januari–April 2017, penjualan roda dua di Jatim mencapai 292.793 unit. (vir/c23/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pajak dan Politik Hambat Laju Penjualan Sepeda Motor


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler