"Chelsea, Inter Milan, Arsenal, Real Madrid, dan kini AC Milan yang menjadi korban. Makanya, saya sangat yakin mereka (Barcelona) sudah pasti tampil ke final," sindir Mourinho melalui juru bicaranya Eladio Parames, seperti dikutip Reuters.
"Setiap tahun, kami belajar beberapa hal. Contohnya, sekarang kami tahu bahwa Anda bisa meniup peluit dan menjatuhkan penalti, bahkan sebelum bola jatuh ke area permainan," lanjut mantan pelatih Chelsea dan Inter itu.
Ya, ketika wasit Bjorn Kuipers menjatuhkan penalti kedua untuk Milan saat bersua Barca-julukan Barcelona pada second leg perempat final lalu, memang banyak hal yang ganjil. Terutama ketika Sergio Busquets terjatuh di kotak penalti. Kapten Barca Carles Puyol punya andil atas insiden yang berbuah penalti itu. Jadi, bukan sepenuhnya kesalahan bek Milan Alessandro Nesta.
Menurut Mourinho, dari tahun ke tahun, semakin kentara adanya aroma dukungan dari ofisial pertandingan kepada Barcelona. "Bagi saya, sekarang pertanyaan terbesar di Liga Champions adalah siapa yang bermain di final melawan Barca. Apakah kami atau Bayern Munchen," terang Mou, sapaan Mourinho.
Mourinho menegaskan, pernyataan itu bukan bermaksud untuk meremehkan Chelsea. Tapi, semua atas dasar pengalaman. Selama ini ketika sudah memasuki perempat final dan semifinal, Barcelona kerap diuntungkan.
Terlepas dari kecurigaan itu, secara pribadi, Presiden UEFA Michel Platini memang pernah menyatakan bahwa final impiannya adalah Real versus Barca. Itu artinya, akan ada el clasico di final Liga Champions di Allianz Arena, 19 Mei nanti.
Hanya, ganjalannya adalah Bayern. Raksasa Jerman itu memiliki ambisi besar untuk menggapai final. Penyebabnya, final mendatang akan dilaksanakan di stadion mereka Allianz Arena. (ham/bas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pulih dari Cedera Konyol
Redaktur : Tim Redaksi