jpnn.com - jpnn.com -Dua pelatih legendaris Manchester United, Sir Matt Busby dan Sir Alex Ferguson baru bisa memberikan trofi major pertamanya setelah lebih dari tiga musim mengawali rezimnya di klub berjuluk The Red Devils itu.
Namun pelatih MU saat ini, Jose Mourinho tidak akan meminta fans United menanti selama itu. Mourinho cukup menjawabnya begitu baru berkuasa di United sembilan bulan ini.
BACA JUGA: Klopp Yakin Ceritanya akan Lain di Anfield
Itu terjadi jika Mourinho mampu membawa United menang atas Southampton pada final English Football League(EFL) Cup 2016-2017 di Wembley Stadium, London, Minggu (26/2) mulai 23.30 WIB. ''Saya tidak sabar untuk memenanginya,'' kata Mourinho kepada MUTV.
Mourinho punya modal 100 persen di final Piala Liga. Entah saat bernama Carling Cup atau Capital One Cup. Tiga kali final, tiga kali pula Chelsea dibawanya jadi juara di turnamen kelas ketiga di Inggris itu. MU juga punya rekor bagus setiap kali memainkan final-final domestiknya di Wembley.
BACA JUGA: Pukul Hull City, Satu Kaki MU Sudah di Final Piala Liga
Sejak 2009, tiga kali United memainkan laga final di Wembley. Dua di Piala Liga, sekali di Piala FA. Plus, United yang selalu sempurna dalam tiga laga di Wembley dalam 10 bulan terakhir. Mulai semifinal dan final Piala FA musim lalu, dan Community Shield Agustus lalu.
''Saya ingin menang, saya ingin bermain, saya ingin tantangan. Saya senang main di final dan laga yang besar. Saya ingin merasakan tanggung jawab yang besar. Itu saja,'' lanjut pelatih berjuluk The Special One itu. Semudah itukah jalan yang ditempuh pelatih 54 tahun tersebut menuju legenda di United?
Lupakan keunggulan head to head United atas Soton dalam 10 laga terakhirnya di semua ajang. Dari 10 laga, 60 persen menang. Ingat, Soton itu pembunuh raksasa selama bertarung di EFL Cup. Di babak kelima, Arsenal jadi korban dengan kekalahan 0-2. Lalu di semifinal, Liverpool dua kali dipermalukan dengan agregat gol 2-0.
Dari tiga laga melawan raksasa itu, kesamaannya adalah Soton bisa menang tanpa kebobolan satu gol pun. ''Sungguh ini laju yang fenomenal. Sebagai sebuah tim, mereka sangat fenomenal,'' puji Mourinho. Nah, pertanyaannya, apakah United menjadi raksasa ketiga yang dipecundangi Soton?
Belajar dari beberapa laga terakhir Steven Davis dkk, ada celah di pertahanannya. Terutama komunikasi antara dua bek tengahnya, Maya Yoshida dan Jack Stephen. Lima gol terakhir yang menerobos gawang Fraser Forster terjadi karena kelengahan keduanya. Contohnya saat tumbang 1-3 atas West Ham (4/2).
Andy Carroll menjebol gawang Fortser dengan memanfaatkan through pass yang melewati Yoshida-Stephen. Celah itu bisa dimanfaatkan Zlatan Ibrahimovic yang sering mencetak gol pada laga final turnamen domestik. Di Paris Saint-Germain (PSG), empat gol dicetak Ibra dari dua laga final. Coupe de la Ligue 2015, dan Coupe de France 2016.
Mourinho hanya kehilangan Henrikh Mkhitaryan yang cedera hamstring pada saat United menjalani leg kedua 32 Besar Europa League kontra Saint-Etienne (23/2). Minus Mikhi – sapaan akrabnya, peran sebagai nomor sepuluh bakal menjadi milik Paul Pogba. Kebiasaan Pogba mengirimkan through pass-lah yang bisa diharapkan jadi awal tiap gol ke gawang Soton.
Di Premier League, Pogba sembilan kali mengirim through pass. Sedangkan, Ibra dan Ander Herrera sama-sama dua kali melakukannya. ''Sekalipun ini tidak akan mudah, kami akan mencobanya,'' koar Herrera dikutip The Guardian. Herrera akan tampil dalam final turnamen domestik pertamanya di United. Saat final Piala FA musim lalu, dia cuma duduk sebagai pemain cadangan.
Kekuatan Soton di era Claude Puel ini dari gaya bermainnya yang mengandalkan counter attack. Musim ini, rata-rata mereka mencatatkan persentase penguasaan bolanya di angka 37 persen. Gol per laganya saja hanya 1,1. Oriol Romeu yang menjadi benteng sebelum Pogba atau Ibra mencoba mengirim bola through pass.
Romeu jadi gelandang berpengaruh di dalam formasi 4-2-3-1 atau 4-3-3-nya Puel. Perannya seperti Claude Makelele. Intersepnya pada musim ini menyamai Virgil van Dijk dengan 54 kali. Tak satu pun pemain Soton yang bisa menyamainya. Total 82 kali tekelnya pun jadi tertinggi di Soton.
United harus waspada motivasi Soton. Sebab, ini kans mereka menyudahi periode 41tahun tanpa trofi apapun sejak Piala FA 1976. Tahukah klub mana yang dikalahkannya saat itu? Manchester United. ''Itu memang sudah lama terjadi, 1976. Alangkah indahnya jika kami mengulangi kembali hasil bagus itu,'' kata Puel dalam pre match conference-nya di Staplewood Campus, Southampton, Jumat petang waktu setempat (24/2).
''Tetapi, yang terpenting bagi kami adalah tetap menjaga fokus dengan konsentrasi yang bagus selama laga ini. Jangan pikirkan apa yang terjadi setelah laga. Jalani saja ini dengan sikap yang baik, dan penuh semangat,'' lanjut pelatih berkebangsaan Prancis itu. Ada yang sama antara Mourinho dan Puel, ini kans keduanya menggenggam trofi major pertamanya musim ini. Jadi, siapa yang lebih dulu? (ren/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek