PERGANTIAN kursi pelatih Barca dari Josep Guardiola ke Tito Vilanova justru membuat el clasico musim ini lebih sengit. Bagaimana tidak, keduanya menyimpan bara perselisihan dalam leg kedua Piala Super Spanyol di Nou Camp 18 Agustus tahun lalu.
Perselisihan keduanya terjadi di menit-menit akhir injury time. Kala itu, meletus kericuhan di pinggir lapangan setelah wasit memberikan tiga kartu merah, dua untuk pemain Real (Marcelo dan Mesut Oezil) dan satu lagi untuk striker Barca David Villa.
Di tengah keributan, Mourinho seperti berusaha menjewer telinga kanan Vilanova dari belakang. Tapi, jari tangannya malah mengenai mata Vilanova. Mourinho lantas berbalik ke bench seolah tidak bersalah. Tapi, Vilanova yang masih berstatus asisten pelatih Barca itu sempat membalas dengan sebuah tamparan yang meleset ke arah punggung Mourinho.
Atas kasus tersebut, Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) menghukum larangan mendampingi tim di Piala Super berupa dua laga untuk Mourinho dan satu laga untuk Vilanova. Sebagai catatan, regulasi RFEF menyatakan apabila sanksi tidak lebih dari dua laga, maka berlaku di ajang yang sama.
Namun, sanksi itu urung terealisasi setelah RFEF melalui kongres luar biasa di Madrid Selasa lalu (10/7) mencabut hukuman mereka. Itu berarti Mourinho dan Vilanova bisa mendampingi tim masing-masing dalam dua leg Piala Super Spanyol bulan depan.
Kubu Barca tentu saja kecewa dengan keputusan RFEF. "Agresi tidak boleh dibebaskan dari hukuman begitu saja," keluh Presiden Barca Sandro Rosell di situs resmi klub.
Presiden Barca sebelum Rosell, Joan Laporta, ikut-ikutan kecewa. Laporta mengecam keputusan RFEF dan menilai tindakan Mourinho berlebihan dan tidak layak mendapat pengampunan. Sedangkan tindakan Tito dianggapnya bukan kesalahan.
"Tindakan Mourinho sudah terencana. Dia menyerang dari belakang. Itu sebuah tindakan yang tidak pantas dan memalukan. Seharusnya hanya Mourinho yang dihukum karena reaksi Tito sangat normal. Dia hanya bereaksi karena ada seseorang yang ingin menyakitinya," papar Laporta kepada Catalunya Radio.
Kubu Real tidak tinggal diam. Direktur Real Emiliano Butragueno meminta Barca menerima keputusan RFEF dan mengakhiri perdebatan. "Kami selalu menghormati penuh keputusan dari Federasi. Di masa lalu, Barcelona pernah diuntungkan dengan keputusan Federasi dan kami menghormatinya, sama seperti yang kami lakukan sekarang," tutur mantan striker Real itu. (dns)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Silva dan Ibra Bakal ke PSG?
Redaktur : Tim Redaksi