jpnn.com, JAKARTA - Pada pembukaan pameran terbaru Museum Macan malam itu, para pengunjung disajikan instalasi terbuat dari tanah yang dikompresi dan dibentuk menjadi hamparan tanah retak berwarna hitam legam dengan efek hangus terbakar.
Dalam pameran ini, perupa Korakrit Arunanondchai mengeksplorasi tentang persimpangan kehidupan kontemporer dan kepercayaan tradisional.
BACA JUGA: Mowilex Dukung Geliat Industri Kreatif, Arsitektur, dan Desain Melalui BDD 2024
Karya-karyanya bergulat dengan tema yang berkaitan dengan identitas, ingatan, kehidupan, kematian, spiritualitas, dan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan manusia. Instalasi tanah tersebut berasal dari tanah yang dicampur dengan cat Mowilex berwarna hitam.
Warna, merupakan hal yang krusial dalam menampilkan sebuah persepsi tanpa narasi dan mampu mengubah suasana hati melalui karya seni.
BACA JUGA: Mowilex Recycled Cat dengan Jejak Karbon Lebih Rendah Ramah Lingkungan
Mowilex merasa terhormat, karena sekali lagi menjadi material cat yang dipercaya para seniman dalam membuat karya.
Sebagai mitra cat resmi Museum Macan sejak tahun 2022, cat Mowilex digunakan untuk membangun suasana pameran yang dengan cerdas dirancang oleh Museum Macan.
BACA JUGA: Bali International Hospital Pakai Cat Interior Antibacterial & Eksterior dari Mowilex
Warna cat Mowilex yang digunakan mampu memberikan penambahan kesan dan pengalaman pada para pengunjung, seperti pameran sebelumnya oleh perupa Patricia Piccinini yang banyak menggunakan warna-warna pastel seperti biru muda, merah muda, dan kuning untuk membangitkan suasana keibuan pada pameran yang bertajuk “CARE”.?
“Jika saya mengenang pameran Agus Suwage di Museum Macan 2023 lalu, kami menemukan bahwa cat Mowilex bahkan dilukis dalam lukisan yang dibuat Agus Suwage sejak tahun 1990-an, hal ini menjadi simbol sejarah yang membanggakan bagi Mowilex dapat tampil di dalam karya perupa,” ujar CEO PT Mowilex Indonesia Niko Safavi.?
Niko menambahkan bahwa Mowilex Emulsion memang telah lama digunakan para perupa di Indonesia.
Ia mengatakan bahwa cat tembok Mowilex Emulsion tidak pernah diformulasikan dengan sengaja untuk membentuk karya seni.
Niko berkelakar bahwa para perupa telah menemukan cara untuk meretas penggunaan cat tembok Mowilex Emulsion dan memaksimalkan manfaat dari cat tersebut untuk digunakan pada karya seni mereka.?
Hal yang sama pun dilakukan oleh Korakrit Arunanondchai. Pencampuran cat tembok Mowilex dengan tanah tentunya tidak pernah terlampir dalam technical data sheet yang dipaparkan oleh tim research and development Mowilex. Namun, bagi para perupa, berkreasi untuk membangun karya seni yang ekspresif tanpa batasan biasanya berasal dari eksplorasi dan Mowilex sangat mendukung hal tersebut.
Cat yang digunakan oleh Korakrit adalah cat Mowilex Emulsion dan Mowilex Cendana warna hitam dengan pigmentasi yang sangat kuat sehingga mampu memberikan warna legam yang dibutuhkan perupa.
Selain itu, dengan kandungan formula yang aman untuk kesehatan dan lingkungan serta Zero VOC (Volatile Organic Compound), Mowilex memastikan para pengunjung dan seluruh staff Museum MACAN terjaga dari paparan residu yang berbahaya.
“Warna adalah elemen yang sangat penting dalam desain sebuah pameran. Pemilihan warna yang tepat dan sesuai dengan narasi pameran akan membangun suasana optimal dan holistik dalam presentasi karya-karya seni dari perupa. Kami bangga bisa kembali bekerja sama dengan Mowilex dalam pameran ini, yang berperan besar dalam memperkaya pengalaman yang akan dirasakan oleh pengunjung Museum MACAN.” ujar Direktur Museum Macan Venus Lau.
Pameran tunggal Korakrit Arunanondchai di Museum Macan menyajikan simbolisme menggugah dari burung phoenix dan api, yang merupakan motif yang sering muncul dalam karya seninya.
Simbolisme ini mencerminkan eksplorasi sang seniman terhadap penciptaan dan kehancuran.
Merefleksikan gagasan transformasi abadi, baik secara personal, budaya, maupun teknologi, Arunanondchai menggambarkan pembaharuan dan adaptasi identitas budaya dalam menghadapi modernisasi dan globalisasi.
Dalam tajuk Sing Dance Cry Breathe | as their world collides on to the screen, pameran dibuka untuk umum mulai dari 30 November 2024 – 6 Maret 2025. (rhs/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua PDIP Jateng Bambang Pacul: Cuaca Sedang Tidak Baik-Baik Saja di Kami
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti