MPR Berkontribusi Melestarikan Warisan Nenek Moyang Bangsa

Minggu, 15 September 2019 – 11:33 WIB
Sosialisai empat pilar melalui pagelaran wayang kulit. Foto: MPR

jpnn.com, JAKARTA - Pimpinan Badan Sosialisasi MPR RI Ir. Alimin Abdullah memuji setinggi langit kegiatan sosialisasi Empat Pilar MPR melalui pagelaran seni budaya, khususnya wayang kulit. Menurutnya, bahasa yang dipakai dalam dialog wayang merupakan bahasa yang dimengerti, dan digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga sangat memudahkan dalam penyampaian materi sosialisasi.

"Materi yang disampaikan adalah sosialisasi empat pilar. Tapi masyarakat dengan antusias mengikutinya, karena bagi mereka, sosialisasi melalui pagelaran wayang adalah hiburan yang jarang ditemukan," kata Alimin Abdullah.

BACA JUGA: Pergelaran Seni Budaya Empat Pilar MPR Semarak di Cianjur

Pernyataan tersebut disampaikan politisi asal Lampung, itu saat membuka Pagelaran seni budaya wayang kulit dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR. Acara tersebut berlangsung di lapangan sepak bola jalan VII, Dusun 4, Kampung Terbanggi Besar, Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah, Sabtu (14/9) malam.

Pertunjukan wayang tersebut mengetengahkan lakon Noroyono Winisudo oleh dalang Ki Joko Purwanto. Ikut hadir pada acara tersebut, Kepala Biro Hubungan Masyarakat MPR RI Siti Fauziah SE, MM.

BACA JUGA: Setjen MPR Kembali Raih WTP untuk Kelima Kalinya

Sosialisasi dengan metode wayang kulit, menurut Alimin sangat mudah diterima oleh masyarakat. Bahkan sosialisasi dengan wayang kulit adalah metode yang secara langsung bersentuhan dengan masyarakat. Karena terhibur, masyarakatpun rela mengikuti acara tersebut meski harus begadang hingga pagi hari.

"Ke depan MPR harus dapat menambah porsi sosialisasi melalui wayang kulit. Metode ini jelas langsung berhubungan dengan masyarakat. Masyarakat terhibur, tujuan sosialisasi juga tercapai," kata Alimin lagi.

BACA JUGA: Stan MPR Hadir di Festival Konstitusi dan Antikorupsi di UGM Yogyakarta

Selain menghibur, kata Alimin metode sosialisasi melalui wayang kulit juga memiliki makna yang sangat dalam. Karena turut menjaga dan melestarikan warisan seni-budaya yang ditinggalkan nenek moyang.

Sebelumnya, Kepala Biro Humas MPR Siti Fauziah menyampaikan terimakasih karena apresiasi dan partisipasi masyarakat yang sangat besar dalam mendukung kegiatan wayang. Bu Titi begitu dia biasa disapa, mengaku penonton pada acara tersebut merupakan salah satu yang terbesar, dalam perhelatan wayang yang pernah diselenggarakan selama ini.

"Saya dengar, terakhir di sini ada wayang pada 2011, semoga kegiatan ini bisa menghapus kerinduan masyarakat terhadap seni wayang. Selain itu masyarakat juga bisa memberikan tontonan serta tuntunan tentang nilai Empat Pilar"," kata Siti Fauziah menambahkan. (jpnn)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
MPR RI   MPR   wayang kulit  

Terpopuler