jpnn.com, BANGKA BELITUNG - Kabag Pemberitaan Setjen MPR Indro Gutomo menyampaikan mahasiswa mempunyai peran sentral dalam sejarah kemerdekaan Indonesia hingga masa reformasi.
"Adik-adik harus paham bahwa dalam sejarah Indonesia, setiap perubahan rezim, aktor utamanya adalah mahasiswa," kata Indro Gutomo saat menjadi narasumber di acara Sarasehan Kehumasan MPR RI, Menyapa Sahabat Kebangsaan', Jumat (5/5)
BACA JUGA: Halalbihalal di Setjen MPR, Maruf Cahyono: Ada Kerinduan untuk Mengulang Kebersamaan
Indro Gutomo juga mengatakan mahasiswa selalu berhasil sebagai agen perubahan, karena pergerakannya selalu murni belum terpengaruh kepentingan apapun.
"Pergerakan murni tersebut dikarenakan mereka senantiasa bergerak dengan semangat karakter bangsa, antara lain jiwa patriot, semangat persatuan, dan kerja keras pantang menyerah," paparnya di hadapan ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas dan civitas akademika Universitas Muhammadiyah, Bangka Belitung.
BACA JUGA: Pemprov DKI Apresiasi Kepedulian Setjen MPR Terhadap Pendidikan Lewat Cara Ini
Pada acara yang mengangkat tema 'Peran Mahasiswa Dalam Pembangunan Karakter Bangsa' itu, Indro Gutomo meminta mahasiwa perlu mengantisipasi efek negatif globalisasi, seperti narkoba, pergaulan bebas, radikalisme dan sikap individualistis.
“Efek negatif ini akan menggerus karakter bangsa," tegasnya.
Untuk menghadapi hal ini, Indro Gutomo mengingatkan mahasiwa terhadap pentingnya tiga kecerdasan, yakni kecerdasan spiritual, intelektual, dan emosional.
Menurutnya, peran konkret mahasiswa dalam pembangunan karakter bangsa ini dapat dilakukan dengan mengombinasikan dan senantiasa mengasah tiga kecerdasan tersebut.
"Pertama, kecerdasan spiritual, mahasiswa diharapkan selalu menjaga ibadah. Kedua kecerdasan intelektual, dan yang ketiga adalah kecerdasan emosional yang dapat dilakukan melalui aktivitas penyaluran bakat, seni budaya maupun olahraga," papar Indro Gutomo.
Dia mengatakan dengan modal tiga kecerdasan tersebut mahasiswa akan menjadi sumber daya manusia (SDM) yang tangguh dan tidak mudah goyah dan mampu menghadapi bahaya disintegrasi.
Untuk melaksanakan pembangunan kembali karakter bangsa ini, lanjut dia, perlu kerja sama yang baik antara mahasiswa sebagai generasi penerus dan seluruh komponen bangsa, tidak terkecuali MPR.
"Apa peran MPR RI dalam membangun karakter bangsa? MPR RI berperan melalui tugas yang dimilikinya. Salah satunya adalah pemasyarakatan empat pilar MPR RI yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," jelasnya.
Indro Gutomo menjelaskan keempat pilar ini merupakan nilai-nilai luhur sumber karakter bangsa Indonesia.
"Peran lainnya adalah MPR RI pernah mengeluarkan Tap MPR RI Nomor VI/MPR/2001 tentang etika kehidupan berbangsa," sebutnya.
Dia menjelaskan TAP MPR tersebut berisi rekomendasi kepada seluruh penyelenggara negara dan masyarakat untuk senantiasa mengedepankan etika dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Selain Indro Gutomo, narasumber lainnya dalam acara tersebut dari Unmuh Babel, Radmida Dawam yang berbicara tentang wawasan kebangsaan.
Radmida menyampaikan Indonesia terdiri dari berbagai pulau yang masing-masing daerahnya hampir semua punya hukum adatnya masing-masing, apabila persatuan tidak dikelola dengan baik akan terjadi perpecahan sehingga akan membahayakan NKRI.
"Di sinilah lihat pentingnya wawasan kebangsaan, wawasan ini akan menumbuhkan jiwa persatuan. Jiwa persatuan akan mencegah terjadi perpecahan bagi bangsa Indonesia," terangnya.
Radmida juga mengingatkan kepada seluruh mahasiswa agar senantiasa menjaga sikap jujur, kerja keras, serta mengasah tiga kecerdasan.
"Kami juga merupakan kampus yang sangat terbuka dan menghargai perbedaan. Di sini wawasan nusantara merupakan kurikulum wajib," kata Radmida.
Hal ini, lanjut Radmida, dikarenakan sejarah yang telah membuktikan Muhammadiyah berperan besar dalam meraih kemerdekaan Indonesia serta menyatukan perbedaan antara agama dan nasionalis.
"Kontribusi kami didasarkan bahwa Muhammadiyah memiliki prinsip keindonesiaan melalui konsep Darul Ahdi Wa Syahadah, artinya Muhammadiyah dan umat Islam sebagai kekuatan mayoritas memiliki tanggung jawab besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," paparnya.
Sebagai informasi, turut hadir dalam acara tersebut, yakni Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung Pratiwi Amelia, dan Plt Deputi Administrasi Setjen MPR Fauziah. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi