MPR RI: Silaturahmi Kebangsaan Bisa Menciptakan Stabilitas Politik

Kamis, 12 Desember 2019 – 20:17 WIB
Arwani Thomafi. Foto: Humas MPR

jpnn.com, JAKARTA - Pimpinan MPR RI kini giat melaksanakan silaturahmi kebangsaan ke berbagai elemen masyarakat, tokoh bangsa, organisasi kemasyarakatan untuk menghimpun masukan dan aspirasi berkaitan dengan agenda menghadirkan kembali haluan negara.

Ketua Fraksi PPP MPR, Arwani Thomafi mengatakan, safari kebangsaan Pimpinan MPR bisa menjadi contoh atau role model sebagai embrio untuk menciptakan stabilitas politik di Indonesia.

BACA JUGA: MPR RI Minta Warganet Sebarkan Empat Pilar di Dunia Maya

“Sudah tepat pimpinan MPR melakukan silaturahmi kebangsaan. Dan ini menjadi role model ke depan, yaitu bagaimana pemimpin-pemimpin kita mengedepankan dan menjaga persatuan dan pada akhirnya memastikan bahwa stabilitas politik sangat penting,” kata Arwani dalam Diskusi Empat Pilar MPR dengan tema “Makna Silaturahmi Kebangsaan Untuk Indonesia” di Media Center Parlemen, Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/12).

Turut berbicara dalam diskusi ini Ketua Kelompok DPD untuk MPR, Intsiawati Ayus.

BACA JUGA: MPR RI Menjadi Sangat Strategis, Apalagi Kalau Ada Amendemen UUD 1945

Bagi Arwani Thomafi, silaturahmi kebangsaan yang dilakukan Pimpinan MPR sudah menjadi semacam tradisi politik baru di Indonesia. “Bukan karena MPR kurang kerjaan. Tetapi memang pekerjaan MPR seharusnya seperti itu. Sebab MPR merupakan representasi dari daulat rakyat, anggota MPR dipilih oleh rakyat. Karena itu MPR diharapkan memainkan peran strategis untuk merajut ke-Indonesiaan,” katanya.

Silaturahmi kebangsaan, lanjut Arwani, jangan hanya sekadar untuk menghimpun aspirasi terkait dengan rencana MPR untuk menghadirkan kembali haluan negara di antaranya melalui amandemen terbatas UUD NRI Tahun 1945.

BACA JUGA: Polisi Gerak Cepat Tangani Laporan Garuda Indonesia Terhadap Akun @digeeembok

“Bisa lebih dari itu, yaitu MPR sebagai rumah kebangsaan menjadi payung bersama bagi partai politik, masyarakat sipil, juga lembaga-lembaga negara lainnya. Silaturahmi kebangsaan Pimpinan MPR bisa meminimalisir dampak negatif dari tantangan ekonomi, sosial, politik, pada tahun 2020,” paparnya.

Menurut Arwani, pada tahun 2020 Indonesia menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Ekonomi global yang diwarnai perang dagang AS dan Cina menjadi faktor eksternal yang mempengaruhi ekonomi dalam negeri. Belum lagi persoalan kohesivitas kebangsaan, radikalisme berbasis agama maupun berbasis sekuler, dan hajatan Pemilukada serentak 2020. “Semua ini berpotensi menjadi masalah. Dan masalah-masalah itu harus dijawab dengan persatuan dan kesatuan stakeholder bangsa ini,” tuturnya.

“Intinya stabilitas politik menjadi kunci untuk menghadapi tantangan baik ekonomi, soal radikalisme, kohesivitas masyarakat, pada tahun 2020. Semua memerlukan stabilitas politik. Safari kebangsaan Pimpinan MPR ke berbagai elemen masyarakat menjadi embrio untuk menciptakan stabilitas politik di Indonesia,” imbuhnya.

Karena itu, Arwani menambahkan silaturahmi kebangsaan menjadi sangat penting karena pemimpin yang mengedepankan silaturahmi dan prinsip persatuan dan kesatuan menjadi teladan bagi masyarakat. “Pimpinan MPR jangan berhenti pada persoalan amandemen saja tetapi lebih luas lagi karena MPR adalah rumah kebangsaan untuk mencari solusi bagi persoalan-persoalan kebangsaan lainnya,” ujar Arwani.

Ketua Kelompok DPD di MPR, Intsiawati Ayus juga melihat silaturahmi kebangsaan yang dilakukan Pimpinan MPR sebagai bentuk upaya atau ikhtiar untuk menyelesaikan masalah-masalah kebangsaan. “Karena dalam silaturahmi ada sebuah kebersamaan. Dengan kebersamaan maka semua argumentasi dan kepentingan masing-masing sudah selesai dalam rangka untuk mencapai tujuan bersama. Tentu semua dalam bingkai persatuan dan kesatuan,” katanya.

Anggota DPD dari Provinsi Riau ini Ayus berharap pimpinan antar parlemen, yaitu DPR dan DPD pun perlu melakukan silaturahmi. “Silaturahmi menjadi teladan untuk tidak mengedepankan rivalitas. Agenda amandemen dan masalah-masalah kebangsaan bisa diselesaikan melalui forum-forum silaturahmi. Dan ini sudah banyak contohnya,” ujarnya. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler