MRT Bakal Angkut 400 Ribu Penumpang per Hari

Sabtu, 28 April 2012 – 05:35 WIB

MODA transportasi mass rapid transit (MRT) dinilai tidak hanya mampu mengatasi persoalan kebutuhan transportasi massal di ibu kota. Namun, angkutan massal ini juga cukup menjanjikan dari sisi penyediaan lapangan kerja secara massal. Kehadiran proyek tersebut, nantinya bisa menyerap 48 ribu tenaga kerja baru.

"Dari sisi ekonomi, selain menyerap 48 ribu tenaga kerja baru, proyek MRT juga akan mendorong perubahan tata ruang ke arah yang lebih efisien. Stasiun-stasiun MRT akan menjadi titik baru pertumbuhan aktivitas ekonomi karena setiap stasiun akan dihubungkan dengan pusat-pusat aktivitas publik, perkantoran, dan pusat komersial," ujar Fauzi Bowo, Gubernur DKI Jakarta saat Pencanangan Proyek MRT di Stadion Lebakbulus, Jakarta Selatan, Jumat (27/4).

Menurutnya, dengan sejumlah proyek yang tengah dibangun, wajah tranportasi Jakarta akan mengalami perubahan signifikan dalam beberapa tahun mendatang. "Peningkatan kapasitas dan kualitas layanan bus Transjakarta, pengadaan feeder termasuk Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB), pembangunan flyover, ruas jalan layang non tol dan berbagai pembangunan lainnya akan membuat transportasi di Jakarta semakin baik. Ini sudah dirasakan oleh sebagian masyarakat dalam lima tahun terakhir, dan akan terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang," katanya.

Foke -sapaan akrab Fauzi Bowo- menjelaskan, dengan pencanangan pembangunan proyek MRT Tahap I koridor Selatan-Utara sepanjang 15,7 km, dari Lebakbulus-Bundaran HI, juga bisa dimulai dengan pekerjaan persiapan antara lain pemindahan Terminal Lebakbulus, pemindahan Stadion Sepakbola Lebakbulus, pemindahan jaringan utilitas, pelebaran Jalan Fatmawati, dan pembangunan kantor proyek.

"Kehadiran proyek ini akan memberikan rasa optimis kepada warga Jakarta terhadap penyelesaian beban transportasi di ibu kota negara ini. Dengan kapasitas daya angkut sekitar 400 ribu penumpang per hari, kapasitas layanan transportasi publik di Jakarta akan naik tajam saat MRT beroperasi awal 2016 nanti," jelasnya.

Proyek MRT adalah proyek pembangunan transportasi massal berbasis kereta di Jakarta. Proyek ini membutuhkan dana sekitar 144 miliar yen (Rp 16 triliun). Sekitar 83,3 persen dibiayai pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA), dan sisanya sekitar 120 miliar yen akan menggunakan APBD DKI Jakarta dan APBN.

Pembagian jaminan dari biaya proyek ini akan dibagi antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebesar 58 persen dan pemerintah pusat 42 persen. "Jadi selain didanai oleh APBN dan APBD, JICA juga telah memberikan komitmen untuk mengucurkan dana sampai pembangunan konstruksi MRT tahap I ini selesai," katanya.

Fauzi mengatakan, proyek ini akan menjadi salah satu ikon pembangunan layanan transportasi massal di DKI Jakarta yang modern, nyaman, efisien dan ramah lingkungan. Belajar dari pengalaman proyek transportasi massal lainnya, Pemprov DKI melakukan persiapan yang lebih matang dalam menyiapkan MRT ini.

"Tidak ada kendala berarti di kemudian hari, karena persiapannya betul-betul sudah matang. Setelah segala sesuatunya betul-betul siap, baru Pemprov DKI yakin untuk meresmikan penggunaannya ke masyarakat," ucapnya.

Jalur Lebakbulus-Bundaran HI ini terdiri dari jalan layang dan terowongan bawah tanah dengan 13 stasiun. Tujuh di antaranya merupakan stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah yang terintegrasi dengan moda transportasi lainnya seperti bus kota, busway, dan kereta api.

Untuk jarak tempuh Stasiun Lebakbulus-Bundaran HI diperkirakan hanya memakan waktu 30 menit, jauh lebih cepat dengan kondisi saat ini sekitar 1 sampai 2 jam pada saat-saat jam sibuk. Pada tahun pertama operasi nanti, tiap rangkaian MRT terdiri dari 6 gerbong. Masing-masing gerbong mampu memuat sekitar 250 penumpang. Sekali jalan, MRT mampu mengangkut sekitar 1.500 penumpang.

Pada tahun ketiga beroperasi, kapasitas angkut MRT dari Lebakbulus ke Bundaran HI diharapkan mencapai sekitar 412 ribu penumpang per hari, dengan jadwal operasi pukul 05.00 pagi sampai 24.00 malam. Waktu tunggunya dijadwal setiap 5 menit (pada tahun pertama operasi), dan diharapkan tahun-tahun berikutnya dipersingkat menjadi setiap 4 atau 3 menit.

Fauzi berharap, dengan adanya MRT nantinya bisa tercipta gaya hidup baru dari masyarakat Jakarta. Bukan hanya itu, kesempatan perubahan tata ruang juga memberi peluang untuk membangun bisnis baru. "Kita punya penambahan di bawah tanah, itu yang nantinya masyarat bisa manfaatkan untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi. Tentunya sesuai dengan aturan yang ada," tandasnya.

Sedangkan bagi pengguna Terminal Lebakbulus, stadion, kolam renang, dan fasilitas olahraga lainnya, Fauzi memohon pengertian dari masyarakat, karena MRT dibangun untuk kepentingan warga juga. "Saya mohon pengertian dari para masyarakat ini untuk kepentingan bersama. Untuk stadion sepakbola, pasti nanti akan kita bangun yang lebih baik lagi," tandasnya. (wok/pes)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DKI Antisipasi Tawuran Paska UN SMP


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler