jpnn.com - Lembaga nirlaba Middle East Media Research Institute (MEMRI) menyoroti tayangan stasiun televisi Tiongkok China Global Television Network (CGTN) tentang blogger video atau vlogger dengan nama Ms V yang berbicara dalam Bahasa Arab dan menyebutkan beberapa indikasi tentang Amerika Serikat sebagai negara asal virus corona.
Organisasi pemantau media yang berbasis di Washington itu mengatakan, CGTN menayangkan vlog tersebut pada 17 Maret lalu.
BACA JUGA: Tiongkok Diduga Memanipulasi Angka Kematian Akibat Corona, Nih Indikasinya
Pendapat itu berseberangan dengan konsensus internasional dan kalangan ilmuwan bahwa virus corona bermula di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Namun, vlogger yang fasih berbahasa Arab itu menegaskan bahwa virus corona dari luar Tiongkok.
Menyitat hasil penelitian ilmuwan Tiongkok, Ms V mengatakan bahwa transmisi virus corona bukan dari Pasar Hewan Wuhan. Menurutnya, virus corona justru menyebar setelah Olimpiade Militer 2019 di Wuhan selesai pada Oktober tahun lalu.
BACA JUGA: Analisis Intelijen soal Corona, Antara Virus untuk Senjata Biologi & Menyalahkan Pasar Hewan
Tentara AS juga ikut dalam event yang digelar Military Sports Council (CISM) itu. “Pasien Nol di Tiongkok datang dari luar Tiongkok,” ujar Ms V dalam video berdurasi 5 menit 44 detik itu.
BACA JUGA: Lihat, Ada 2 Dokter Menghitam Kulitnya Akibat Terjangkiti Corona
Ms V lantas mengatakan, Asahi Corporation di Jepang memublikasikan sebuah laporan yang mengindikasikan kemungkinan kasus baru virus corona di AS di antara kematian yang disebabkan infeksi influenza. Menurutnya, Pemerintah AS juga mengaku kemungkinan itu.
“Kabar ini telah menyebabkan perdebatan luas di media sosial tentang kemungkinan virus ditransmisikan ke Tiongkok dari luar negeri selama ajang Olimpiade Militer di Wuhan yang diikuti 109 negara termasuk AS,” sebut vlogger berwajah oriental itu.
Selain itu Ms V juga mengatakan, dengan menguraikan genom virus di Iran dan Amerika terungkap bahwa sifat virusnya berbeda dengan yang ditemukan Tiongkok. “Ini juga mengindikasikan bahwa sumbernya (virus corona, red) bukan dari Tiongkok,” sambungnya.
Ms V menambahkan, pada September 2019 sudah ada warga Jepang yang terjangkiti virus corona stelah pulang dari Hawaii. “Ini terjadi dua bulan sebelum awal wabah di Tiongkok,” ucapnya.
Lebih lanjut Ms V mengatakan, AS mungkin memiliki banyak korban jiwa akibat virus corona yang dicatat sebagai kematian karena influenza. Dia lantas menyinggung tentang langkah Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS menutup bekas laboratorium senjata biologis di Fort Detrick, Maryland.
“Sekarang data terkait laboratorium ini tela menghilang di internet,” katanya.(jpost/ara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Antoni