jpnn.com - JAKARTA - Merck Sharp and Dohme (MSD) Indonesia, bagian dari penyedia layanan kesehatan global, hari ini meluncurkan program “Ramadan Diabetes and Me” yang dirancang khusus untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh jutaan orang dengan diabetes tipe 2 yang memilih untuk berpuasa selama Ramadan.
Program tersebut mencakup aplikasi bagi pengguna smartphone android dan buklet.
BACA JUGA: Pengusaha Apresiasi Ide Jokowi soal Penguatan Daya Saing Produk Ekspor
Aplikasi android tersebut memuat informasi penting mengenai diabetes tipe 2, anjuran dan tips bagi pasien diabetes yang ingin berpuasa, dan fitur pelacak glukosa darah sehingga mempermudah pelaporan kadar glukosa darah pasien kepada dokter mereka selama melaksanakan puasa Ramadan.
Selain itu tersedia fitur lain, seperti jadwal shalat dan berbuka puasa sesuai dengan lokasi dimana pengguna aplikasi berada, dan kompas penunjuk arah kiblat.
BACA JUGA: Dahlan Hargai Tikus Sawah Karawang Rp 1.500 per Ekor
Selain aplikasi, juga diluncurkan Buklet "Fakta Seputar Puasa Selama Ramadan" yang dirancang untuk memfasilitasi komunikasi antara tenaga profesional kesehatan dan pasien diabetes tipe 2 dalam menjalankan ibadah puasa. Dalam aplikasi maupun buklet pasien diabetes yang ingin berpuasa diingatkan untuk selalu mengecek kadar glukosa darahnya.
Pentingnya mengelola risiko diabetes selama berpuasa disampaikan Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD, guru besar Ilmu Penyakit Dalam dari FKUI/ RSCM dan dr. Suria Nataatmadja, Medical Affairs Director MSD Indonesia.
BACA JUGA: Jelang Ramadan, Superindo Buka hingga Tengah Malam
Dr. Suria Nataatmadja, Medical Affairs Director MSD Indonesia mengatakan, Lebih dari 50 juta pasien diabetes di seluruh dunia berpuasa selama Ramadan, dan di Indonesia, dari pasien diabetes yang mencapai 8,5 juta orang, mayoritasnya juga ingin berpuasa.
"Program ini merupakan bagian dari komitmen MSD secara global dalam menghadapi masalah diabetes, untuk membantu para pasien diabetes tipe 2 yang ingin melakukan ibadah puasa selama bulan Ramadan. Kami mengingatkan mereka pentingnya selalu mengontrol kadar glukosa darahnya selama berpuasa, untuk menghindari risiko hipoglikemia," terangnya, dalam acara yang digelar di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (23/6).
Hasil penelitian menunjukkan pola makan yang berubah selama berpuasa/ Ramadan dapat menimbulkan risiko komplikasi bagi pasien diabetes tipe 2 di antaranya rendahnya kadar gula darah (hipoglikemia), meningkatnya kadar gula darah (hiperglikemia), pembekuan darah dan dehidrasi.
Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD, guru besar Ilmu Penyakit Dalam dari FKUI/ RSCM, menjelaskan, pasien diabetes tipe 2 yang berpuasa, panjangnya jeda antara asupan makanan dan pengobatan diabetes tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya hipoglikemia.
Hipoglikemia terjadi ketika kadar gula dalam darah jatuh terlalu rendah untuk mencukupi kebutuhan tubuh. "Jika dibiarkan atau tidak segera diobati hipoglikemia dapat menyebabkan masalah kesehatan serius termasuk kehilangan kesadaran, kejang-kejang, dan membutuhkan perawatan darurat 1," terangnya.
Untuk mencegah terjadinya hipoglikemia, Prof. Pradana menyarankan pasien diabetes tipe 2 berkonsultasi dengan dokter tentang apa yang dibutuhkan atau untuk melakukan perubahan pengobatan untuk meminimalkan risiko terkait dengan puasa. Hal ini penting bagi pasien untuk mematuhi rencana pengobatannya, sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter, demi menghindari fluktuasi kadar glukosa darah.
Buklet dan aplikasi ini merujuk pada American Diabetes Assosiaciation (ADA) Recommendations for Management of Diabetes During Ramadan 2010’ dan ‘the South Asian Guidelines for Management of Endocrine Disorders in Ramadan 2012’.2
Aplikasi mobile "Ramadan Diabetes and Me" sudah tersedia dalam Bahasa Indonesia dan dapat diunduh di Google Play Store secara gratis, mulai 20 Juni hingga 29 Agustus 2014. Sementara buklet "Fakta Seputar Puasa Selama Bulan Ramadan" dapat diambil dari dokter spesialis penyakit dalam-endokrinologi atau di apotik-apotik terdekat. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Tender Gula Rendah
Redaktur : Tim Redaksi