MTQ Nasional Bikin Jantung Abdel Haq Terasa Mau Putus

Kamis, 12 November 2020 – 12:16 WIB
Logo resmi MTQ 2020. Foto: birohumassumbarprov

jpnn.com, PADANG - MTQ Nasional XXVII/2020 di Sumatera Barat yang berlangsung 12-21 November, membuka kenangan buat orang yang pernah terlibat langsung dalam MTQN XIII/1983, saat terakhir digelar di Sumbar.

Firdaus Abie - Padang

BACA JUGA: Satgas Pastikan MTQ XXVIII Sumatera Barat Bakal Terapkan Protokol Kesehatan Ketat

“Dinda, Uda juga ikut jadi peserta di MTQ ke-13," sebuah pesan saya baca di WA.

Pengirimnya, sangat saya kenal. Abdel Haq.

BACA JUGA: Sekadar Buah Tangan, Rendang Senilai Rp 1,5 Miliar Disiapkan untuk Peserta MTQ Nasional

Saya mengenalnya ketika sama-sama menjadi wartawan, di Semangat dan Padang Ekspres, belasan tahun silam.

Ia bertugas di Simpangampek, Kabupaten Pasaman (kini Kab. Pasaman Barat).

BACA JUGA: Kisah Unik Gubernur Irwan Prayitno saat Habib Rizieq Pulang

Belakangan, dia diterima sebagai ASN di Kementerian Agama, kemudian tetap bertugas di sana, lalu menjadi Kepala KUA di wilayah tersebut.

Beberapa tahun berselang, dia menjadi Kakan Kemenag Kab Pasaman Barat, kemudian Kakan Kemenag Kab Pasaman.

Membaca pesan tersebut, saya tersenyum. “Yuk, Da. Bagi pengalaman dan kenangannya,” kata saya saat kontak kami terhubung.

Dia pun kemudian bercerita.

Ketika itu, dirinya masih tercatat sebagai siswa MAN Kotobaru, Padang Panjang.

Ada rekrutmen untuk anggota Kafilah MTQ Nasional ke-13 untuk Sumbar, khususnya cabang Musabaqah Cerdas Cermat (MCC) Isi Kandungan Al-Qur’an.


Abdel Haq dan istri. Foto: tayang di rakyatsumbar

Ada sebanyak 45 peserta yang ikut seleksi. Terdiri dari utusan MAN, PGA dan Pondok Pesantren.

Pekan pertama seleksi, langsung hanya tersisa 16 orang. Proses berikutnya, seleksi berlangsung selama dua minggu.

Tersisa satu tim, atau hanya tiga orang saja. Ketiga orang tersebut, Rahmiati Nasir (MAN Gulai Bancah Bukittinggi), Abdel Haq, (MAN Koto Baru Padang Panjang) dan Metriadi (Pondok Pesantren Parabek Bukittinggi).

Setelah terpilih, bukan berarti bisa lega. Hari-hari yang berat pun harus dilalui. Tiada hari tanpa latihan. Latihan berlangsung sangat ketat di bawah bimbingan pelatih Drs H. Abdul Aziz Bermawi, Drs. H. Sulthani dan Drs. H. Muchtar Nurdin. Dua nama pertama, kini sudah berpulang ke Rahmatullah.

Tahapan berikutnya, ketiga calon peserta mulai fokus pada pembidangan, atau spesialisasi.

Abdel Haq mengambil spesialis hapalan Quran dan Ulumul Quran dan Pengetahuan Umum. Rahmiati Nasir membidangi isi kandungan Al-Quran, Irama dan Tilawah Al-Quran. Metriadi menguasai Bahasa Arab, Fiqhi, Fathurrahman dan SKI.

“Dua bulan kami menjalani proses latihan bersama. Diinapkan di Asrama Haji Rasuna Said. Latihan bersama, beribadah bersama, bahkan Salat Tahajud bersama. Suasana ini membuat kami makin kompak,” kata Abdel Haq.

Di saat MCC babak penyisihan, Sumbar bertemu Sumut, Jawa Tengah dan Kalimantan Timur.

Hasil gemilang dicapai tuan rumah. "Kami berhasil lolos setelahg mengalahkan daerah tersebut,” beber Abdel Haq.

Di babak selanjutnya, Sumbar bertemu Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Aceh di babak semifinal.

Suasana makin ramai dan gemuruh. Angka setiap peserta saling berkejaran. Tak hanya peserta, penonton dan official tak kalah jantungan, sebab jika pertanyaan bisa dijawab benar, maka dapat nilai 100. Jika salah, justru nilai dikurangi 100.

“Di babak semifinal ini, rasanya jantung kami mau putus,” kata Abdel Haq.

Berapa tidak. Dalam kondisi angka yang saling berpacu tersebut, satu sama lain berlomba untuk bisa menjawab pertanyaan.

Menjelang pertanyaan terakhir, situasi makin genting.

Abdel Haq mengaku, dia dan kawan-kawannya selalu berdoa, berzikir dan saling tausiyah untuk bersabar. Jangan terpancing dalam menjawab. Salah pencet saja, atau jawaban salah, akan mengurangi nilai yang telah diperoleh.

“Di sinilah kami merasakan betul kehadiran dan bantuan Allah berpihak kepada kami. Kami terus menahan diri. Pada pertanyaan terakhir, sebuah ayat dilantunkan juri. Ayat tersebut sudah sangat hapal oleh kami. Tanpa basa-basi langsung dijawab dengan satu sentuhan Fathurrahman. Alhamdulillah, kami melaju ke babak final,” ungkap Abdel Haq.

Di final, Sumbar bertemu dua kandidat juara, DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Akhirnya gelar juara disabet DKI Jakarta, medali perak diboyong ke Tanah Parahiangan Jawa Barat, dan Sumbar memperoleh medali perunggu.

“Alhamdulillah, kami memanjatkan syukur. Kerja keras selama ini proses, telah membuahkan hasil,” kata Abdel haq sembari menyebutkan, mereka memperoleh hadiah berupa tabanas Rp 250 ribu, ditambah satu tustel, jam tangan merek Alba dan bingkisan.

Kini, ketiganya sudah berusia 57 tahun. H. Abdel Haq S.Ag, kini menjadi Kakan Kemenang Kabupaten Dharmasraya. Dra Hj Rahmiati Nasir, M.Ag menjadi dosen di IAIN Bukittinggi, dan H. Metriadi M.Ag Pimpinan Pondok Pesantren di Agam, yang juga ASN Kementerian Agama Kabupaten Agam. (*/rakyatsumbar)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler