MU vs AS Roma: OGS Dibayangi Kutukan Selalu Gagal ke Final

Kamis, 29 April 2021 – 14:31 WIB
Manajer Manchester United Ole Gunnar Solskjaer. Foto: AFP/ANNEGRET HILSE

jpnn.com, MANCHESTER - Ole Gunnar Solskjaer belum pernah melewati semifinal dalam kompetisi piala mana pun sepanjang menjadi pelatih Manchester United.

Kini dia mendapatkan kesempatan lagi untuk mengakhiri kutukan itu, di semifinal Liga Europa.

BACA JUGA: AS Roma Sudah Tahu Cara Menaklukkan MU di Liga Europa

Kemajuan dalam liga domestik sudah dicapai setelah United kuat mencengkeram posisi kedua klasemen Premier League musim ini setelah dua musim lalu terseok-seok.

Masalahnya, lemari pialanya tetap saja kosong.

BACA JUGA: Villarreal Jumpa Arsenal di Semifinal Liga Europa, Emery: Biasa Saja

Yang lebih didambakan pendukung MU saat ini adalah klubnya meraih trofi pertama sejak juara Liga Europa 2017 di bawah kepemimpinan Jose Mourinho. Dan sudah empat kali hal itu hanya bisa nyaris didapatkan.

Entah itu dua kekalahan dalam semifinal Piala Liga melawan Manchester City, sekali kalah melawan Chelsea dalam Piala FA tahun lalu, atau kalah dalam empat besar Liga Europa melawan Sevilla tidak lama kemudian, United selalu tersandung saat terakhir kali dikomandani Solskjaer.

BACA JUGA: Menang di Paris, Manchester City di Atas Angin

Kemenangan atas Granada dalam delapan besar musim ini telah memberi Solskjaer kesempatan kelima untuk melaju ke final.

Namun AS Roma bisa saja memperpanjang penderitaan pelatih asal Norwegia itu.

Pertarungan melawan Roma menimbulkan kenangan indah di Eropa bagi Solskjaer, karena tim Italia itu pula yang menjadi lawan terakhirnya di kancah Eropa saat membela United.

Setelah kalah 1-2 pada leg pertama perempat final Liga Champions 2006-2007 di Roma, United balik mengalahkan 7-1 tim Italia itu pada leg kedua.

Ketika itu Solskjaer masuk sebagai pemain pengganti pada babak kedua.

"Saya menjadi starter pada leg pertama itu, tetapi tidak ingat apakah saya menuntaskannya karena kami bermain dengan sepuluh pemain dan memperoleh hasil bagus," kata OGS dalam jumpa pers seperti dikutip Reuters.

"Dia (manajer Sir Alex Ferguson) yakin kami bisa lolos tetapi malam itu di Old Trafford ajaib. Kami bersemangat dan menunjukkan apa yang bisa dilakukan United," katanya.

Solskjaer gantung sepatu akhir musim itu dan memulai karier pelatih pada akademi United setahun kemudian.

Kini, ketika musim ketiganya sebagai pelatih United hampir berakhir, masa transisi telah berakhir dan paceklik trofi berkepanjangan tidak bisa lagi ditoleransi.

AS Roma sempat nyaman masuk empat besar Serie A pada pergantian tahun, tetapi hanya sekali menang dalam tujuh pertandingan liga terakhirnya membuat mereka melorot ke urutan ketujuh sehingga tekanan kepada pelatih Paulo Fonseca pun meningkat.

Tersingkir dari Liga Europa sudah pasti mempercepat kepergian Fonseca. Media massa Italia pun sudah menyebut mantan manajer Napoli, Chelsea dan Juventus, Maurizio Sarri, menjadi calon penggantinya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler