MEULABOH - Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) RI Drs.H. A. Muhaimin Iskandar, M.Si, Sabtu (23/3) kemarin, menyatakan, santri yang belajar di dayah selain mampu menjadi ulama mumpuni, juga harus bisa menjadi pengusaha.
Menurut Menteri, dalam era demokrasi yang dewasa, tentu lulusan dayah dapat berpeluang lebar untuk bersaing serta berprestasi menjadi apa saja. “Minimal menjadi pengusaha bakso lah, karena di Jakarta, pengusaha bakso sangat mapan ekonomi keluarganya,” tandas Menakertrans Muhaimin dalam kunjungannya pada pondok pasantren di Aceh Barat.
Dikatakan, kalangan santri pasantren di Aceh Barat harus yakin belajar mengaji dan ilmu agama, karena terciptanya kedamaian dan berkembangnya ekonomi di Aceh, tidak terlepas dari kontribusi dayah (Pondok pasantren).
Muhaimin mengaku bahagia dapat berjumpa dan berinterksi lansung dengan pimpinan dayah serta santri. Pasantren sebagai tempat menimba ilmu, tentu sebagai wadah mencetak kederisasi anak bangsa.
Tentu, kualitas pendidikan dayah, harus benar-benar ditingkatkan, sesuai dengan tututan dan perkembangan jaman. Langkah startegis, sinergi antara pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, juga harus dilakukan demi tercapainya kualitas sumberdaya manusia sesuai harapan.
Tidak dapat dipungkiri, tercapainya perdamaian di Indonesia, khusus Aceh, tidak terlepas dari campur tangan kalangan ulama yang berasal dari dayah. Pesantren menjadi ujung tombak bagi berkembangnya masyarakat islami yang benar-benar memiliki kemaslahatan.
Meskipun santri di Aceh, hanya lulusan bidang agama, namun Muhaimin Iskandar mengharapkan, paling tidak sekitar 10 persen harus menjadi pengusaha sukses. Dari segi mental, tentu anak-anak santri lebih mandiri, karena mampu berkembang dengan hanya dukungan fasilitas yang kesederhana.”secara individu, mental regenerasi kita kuat, sehingga mampu jadi perintis dalam pengembangan ekonomi masyarakat dan agama islam,” urainya
Diharapkan, kalangan santri lulusan dayah dapat meraih kesempatan yang ada. Kembangkan potensi diri demi menyongsong Indonesia yang lebih maju dan baik dengan kualitas para diri santri dengan menjaga tangungjawab yang diamanahkan kepada mereka.
Kunjungan kerja Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi RI Drs.H. A. Muhaimin Iskandar, M.Si, di Aceh Sabtu (23/3) kemarin, mengunjungi beberapa lokasi, seperti Pasantren Serambi Aceh Kaway XVI, lokasi Balai latihan Kerja (BLK) Meulaboh, dan Pasantren Raudhatun Nabawiyah Desa Masjid Baro, Kecamatan Sama Tiga.
Dalam Kunker ini menteri menyerahkan bantuan berupa dana Program Pembinaan Masyarakat kawasan Transmigrasi (P2MKT) senilai Rp. 1,3 Miliar, dan bantuan dana Rp 6,75 Miliar untuk program pembinaan permukiman transmigrasi (P2K).
Selain itu, ia juga menyerahkan bantuan tiga paket peralatan kerja dan satu paket peralatan pelatihan kerja kepada Balai latihan Kerja (BLK), Lapang, Meulaboh.(Den)
Menurut Menteri, dalam era demokrasi yang dewasa, tentu lulusan dayah dapat berpeluang lebar untuk bersaing serta berprestasi menjadi apa saja. “Minimal menjadi pengusaha bakso lah, karena di Jakarta, pengusaha bakso sangat mapan ekonomi keluarganya,” tandas Menakertrans Muhaimin dalam kunjungannya pada pondok pasantren di Aceh Barat.
Dikatakan, kalangan santri pasantren di Aceh Barat harus yakin belajar mengaji dan ilmu agama, karena terciptanya kedamaian dan berkembangnya ekonomi di Aceh, tidak terlepas dari kontribusi dayah (Pondok pasantren).
Muhaimin mengaku bahagia dapat berjumpa dan berinterksi lansung dengan pimpinan dayah serta santri. Pasantren sebagai tempat menimba ilmu, tentu sebagai wadah mencetak kederisasi anak bangsa.
Tentu, kualitas pendidikan dayah, harus benar-benar ditingkatkan, sesuai dengan tututan dan perkembangan jaman. Langkah startegis, sinergi antara pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, juga harus dilakukan demi tercapainya kualitas sumberdaya manusia sesuai harapan.
Tidak dapat dipungkiri, tercapainya perdamaian di Indonesia, khusus Aceh, tidak terlepas dari campur tangan kalangan ulama yang berasal dari dayah. Pesantren menjadi ujung tombak bagi berkembangnya masyarakat islami yang benar-benar memiliki kemaslahatan.
Meskipun santri di Aceh, hanya lulusan bidang agama, namun Muhaimin Iskandar mengharapkan, paling tidak sekitar 10 persen harus menjadi pengusaha sukses. Dari segi mental, tentu anak-anak santri lebih mandiri, karena mampu berkembang dengan hanya dukungan fasilitas yang kesederhana.”secara individu, mental regenerasi kita kuat, sehingga mampu jadi perintis dalam pengembangan ekonomi masyarakat dan agama islam,” urainya
Diharapkan, kalangan santri lulusan dayah dapat meraih kesempatan yang ada. Kembangkan potensi diri demi menyongsong Indonesia yang lebih maju dan baik dengan kualitas para diri santri dengan menjaga tangungjawab yang diamanahkan kepada mereka.
Kunjungan kerja Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi RI Drs.H. A. Muhaimin Iskandar, M.Si, di Aceh Sabtu (23/3) kemarin, mengunjungi beberapa lokasi, seperti Pasantren Serambi Aceh Kaway XVI, lokasi Balai latihan Kerja (BLK) Meulaboh, dan Pasantren Raudhatun Nabawiyah Desa Masjid Baro, Kecamatan Sama Tiga.
Dalam Kunker ini menteri menyerahkan bantuan berupa dana Program Pembinaan Masyarakat kawasan Transmigrasi (P2MKT) senilai Rp. 1,3 Miliar, dan bantuan dana Rp 6,75 Miliar untuk program pembinaan permukiman transmigrasi (P2K).
Selain itu, ia juga menyerahkan bantuan tiga paket peralatan kerja dan satu paket peralatan pelatihan kerja kepada Balai latihan Kerja (BLK), Lapang, Meulaboh.(Den)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kritik Soal Penambang Liar jadi Cambuk
Redaktur : Tim Redaksi