jpnn.com - Sebuah survei di Inggris tahun ini menunjukkan bahwa nama ‘’Muhammad’’ menjadi nama paling populer untuk nama bayi di wilayah Britania Raya.
Survei yang dirilis harian Daily Mail itu menampilkan peringkat 100 besar nama bayi paling populer, dan Muhammad menempati urutan nomor satu.
BACA JUGA: Santri Dukung Ganjar Yogyakarta Peringati Maulid Nabi, Terselip Doa Untuk Negeri
Ilustrasi ini menunjukkan bahwa populasi muslim di Inggris berkembang makin pesat.
Jumlah penduduk muslim di Inggris hampir mencapai 3 juta orang atau sekitar 4,4 persen dari total penduduk.
BACA JUGA: HNW: Maulid Nabi jadi Momentum Pemimpin Berinstropeksi
Sudah jamak diketahui bahwa warga muslim--yang umumnya berasal dari Asia Selatan dan Timur Tengah--mempunyai tingkat pertumbuhan dan kelahiran yang tinggi, sementara warga Inggris lainnya mempunyai tingkat kelahiran rendah.
Fenomena populernya nama Muhammad di Inggris menunjukkan bahwa umat muslim tidak malu-malu menunjukkan identitas agamanya.
BACA JUGA: Melihat Artefak Nabi Muhammad
Berbagai tindakan rasisme dalam bentuk islamophobia masih banyak terjadi di Inggris. Meski demikian, hal itu tidak menghalangi warga muslim untuk memamerkan identitas agama mereka.
Pemakaian nama Muhammad dianggap sebagai sunnah untuk ittiba’ nabi atau mengikuti jejak nabi. Pemakaian nama Muhammad juga sebagai upaya tabaruk atau mencari berkah dari nabi.
Nama Muhammad tidak pernah dipakai sebelum kelahiran Nabi Muhammad pada abad ke-7.
Masyarakat muslim di seluruh dunia menunjukkan kecintaan dan penghormatan yang tinggi terhadap Nabi Muhammad dengan mengadopsi namanya dan membaca doa serta selawat untuk mengagungkan namanya.
Saat peringatan Maulid Nabi, hari kelahiran nabi hari ini, miliaran orang di seluruh dunia melantunkan puja-puji untuk mengenang kebesarannya.
Muhammad dicintai oleh umat Islam, tetapi juga dibenci oleh orang-orang yang salah paham terhadap dirinya.
Di Eropa dan Amerika muncul berbagai gerakan yang menyerang dan mendiskreditkan namanya.
Para orientalis yang membencinya menggambarkannya sebagai maniak seks, punya penyakit epilepsi, psikopat yang haus kekuasaan, dan penimbun harta.
Gambaran itu muncul sejak abad pertengahan dan masih tetap hidup sampai sekarang. Salah satu contoh konkret adalah gerakan anti-Islam di media Eropa, seperti Charlie Hebdo di Prancis, yang secara konsisten menyerang Muhamad dalam setiap penerbitannya.
Di abad pertengahan, sastrawan Eropa seperti Dante membuat karya yang menghina dan mendiskreditkan Muhammad.
Pada abad ke-19, Voltaire, seniman Prancis menciptakan karya pentas drama yang menghina Muhammad dan dipentaskan di berbagai negara di Eropa dan diekspor sampai ke Amerika.
Dante menulis Divine Comedy yang melukiskan Nabi Muhammad menanggung siksaan abadi di jurang neraka yang terdalam.
Dante menulis sebagai reaksi terhadap kekhawatiran dengan datangnya agama baru yang dengan cepat berhasil menguasai wilayah Laut Tengah dan Eropa, yang awalnya menjadi wilayah kekuasaan Kristen.
Tidak terhitung berapa banyak ilmuwan orientalis yang secara konsisten menyebarkan pandangan negatif terhadap Islam. Bernard Lewis yang menulis ‘’What Went Wrong with Islam’’ menjadi salah satu orientalis yang konsisten memberi gambaran miring terhadap Islam.
Kendati demikian, masih banyak ilmuwan Eropa yang memberi gambaran yang utuh mengenai Islam melalui penggambaran terhadap Muhammad.
Salah satu yang paling fenomenal ialah Annemarie Schimmel dari Jerman. Dia dikenal sebagai ilmuwan terbesar dalam sejarah yang mampu memotret Muhammad secara komprehensif dari perspektif mistisisme Islam.
Schimmel melakukan survei ke berbagai negara Islam dan berhasil memotret kecintaan umat Islam yang sangat mendalam terhadap Muhammad.
Para penganut tarikat mistisisme Islam itu mengagungkan dan mencintai Muhammad dan menempatkannya hampir pada posisi ketuhanan.
Salah satu aliran sufisme dalam Islam adalah aliran ‘’wihdat al wujud’’ yang meyakini kemanunggalan Muhammad dengan Allah.
Ajaran ini mempunyai kemiripan dengan konsep ketuhanan Kristen yang menempatkan Yesus sebagai tuhan karena kemenyatuannya dengan Allah.
Berbagai referensi yang menuliskan tentang kehidupan sang nabi belum ada yang bisa menggambarkan seberapa besar rasa cinta dan penghormatan muslim pada nabinya.
Schimmel melakukannya dengan memberikan perspektif baru tentang Muhammad. Bukunya berjudul lengkap ‘’Dan Muhammad Adalah Utusan Allah, Cahaya Purnama Kekasih Tuhan’’ mengeksplorasi perwujudan rasa cinta dan penghormatan muslim yang mendalam pada nabinya.
Schimmel menyebutkan catatan biografis karya terdahulu para orientalis. Dia menjelaskan perubahan-perubahan pandangan orientalis pada nabi.
Dari karya yang sekadar berupa rasa kesal, karya apologis, hingga karya yang dilakukan dengan riset yang mendalam.
Ketidakpahaman orang non-muslim bahwa sebegitu mulianya Muhammad di mata muslim menjadi landasan lemahnya sebuah karya intelektual yang sering berujung pada kekerasan komunal.
Schimmel menjadi jembatan yang menengahi kesalahpahaman itu. Ia memaparkan kepribadian Muhammad, mulai dari masa kecil, remaja, berkeluarga, samai ke gambaran mengenai sikap istri-istrinya.
Schimmel menggambarkan semuanya dengan perspektif yang jernih, tetapi penuh kekaguman.
Kecintaan umat Islam yang begitu besar pada Muhammad ditunjukkan dari banyaknya syair yang menyanjung sang nabi dengan bahasa Arab dan Persia yang indah dan syahdu.
Segala bentuk pujian tersanjung pada sang nabi. Muslim Indonesia mengenal burdah dan diba'. Keduanya berisi sajak-sajak sanjungan dan selawat pada Nabi Muhammad yang dibacakan dan dinyanyikan dengan penuh penghayatan.
Schimmel melihat posisi Muhammad sebagai pribadi yang unik. Sebagai seorang Nabi, tentulah memiliki mukjizat dan legenda.
Mukjizat adalah sesuatu yang luar biasa dan berfungsi dapat melemahkan sesuatu yang lain.
Artinya, mukjizat ini mucul manakala ada seseorang yang meminta bukti kebenaran berita kenabian. Sementara, legenda adalah peristiwa-peristiwa istimewa dan biasanya tidak masuk akal.
Seperti kisah masa kecil nabi yang hatinya dicuci oleh malaikat ataupun kisah perjalanan Isra Mikraj sang nabi.
Dengan risetnya yang komprehensif buku Schimmel menjadi karya monumental yang menempatkan Muhammad sebagai pribadi nomor satu di dunia.
Hal yang sama terlihat dalam riset yang dilakukan Michael H. Hart dalam karya monumental ‘’100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia’’, yang menempatkan Muhammad dalam posisi teratas manusia paling berpengaruh di dunia.
Schimmel juga mengeksplor pemikiran muslim pramodern yang mengulas tentang kepribadian sang nabi. Juga ditampilkan karya Muhammad Iqbal, filsuf India-muslim terkemuka yang menggambarkan Muhammad sebagai tokoh sprotual yang melekat dengan Allah.
Dalam sebuah syairnya Iqbal secara radikal mengungkapkan “Tuhan dapat kau ingkari, namun nabi tidak!”. Allahumma shalli alaa Muhammad. (*)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror