MUI Imbau Tidak Membeli Jilbab Motif Ini

Jumat, 01 Desember 2017 – 14:46 WIB
Waspada, Ada Gambar Cupid di Jilbab. Foto Balikpapan Pos/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau para muslimah tidak membeli jilbab dengan motif bayi di antara rangkaian bunga-bunga.

Menurut Waketum MUI Zainut Tauhid Sa'adi, motif jilbab tersebut masuk kategori tasyabbuh atau menyerupai dengan motif yang memang sudah dikenal dalam agama lain.

BACA JUGA: Waspada, Ada Gambar Cupid di Jilbab

"Sebaiknya untuk para ibu muslimah tidak usah membeli jilbab dengan motif tersebut. Apalagi hal itu dilarang dalam ajaran agama Islam," kata Zainut kepada JPNN, Jumat (1/12).

Dia juga mempertanyakan motif dari produsen jilbab yang membuat corak seperti itu.

Apa ada maksud tertentu yang bermotifkan agama atau cuma sekadar untuk variasi lucu-lucuan saja.

"Menurut saya untuk kedua motif tersebut jangan dilakukan, nanti bisa menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat. Dan lebih dari itu nanti bisa melebar ke masalah lain yang kurang baik dan bisa mengganggu harmoni kehidupan antarumat beragama," bebernya.

Zainut berharap hal tersebut tidak usah dibesar-besarkan. Umat Islam pun diminta untuk tidak terpancing dan memberikan reaksi secara berlebihan.

Imbauan itu bermula ketika warga Balikpapan, Kalimantan Timur menemukan hal yang janggal di jilbab yang kini beredar di pasaran.

Kerudung yang dipakai muslimah untuk menutupi kepala dan leher sampai dada bermotif bunga bercampur dengan gambar sosok bayi.

Seorang seniman lukis dan sketser asal Balikpapan, Cadio Tarompo mengatakan, motif bidadari berwujud bayi tanpa busana itu memang sangat kontras dan seolah dipaksakan.

Menurut Cadio, jenis gambar seperti pada motif jilbab ini belum pernah dia temukan.

Ada kemungkinan motif yang kurang senonoh di balik gambar tersebut seolah-olah dipaksakan dan dibiasakan.

Cadio menjelaskan, gambar tersebut adalah gambar dekorasi yang merupakan hiasan biasanya memang ditemukan pada gorden, seprai, atau hiasan pakaian. Namun untuk jilbab, motif sangat dipaksakan. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler