MUI Minta Aparat Lebih Lembut Hadapi Demo Mahasiswa

Kamis, 26 September 2019 – 20:42 WIB
Waketum MUI Zainut Tauhid Sa'adi. Foto: Mesya/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Banyaknya korban dalam aksi demo mahasiswa di Jakarta maupun daerah lainnya menimbulkan keprihatinan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pasalnya, aksi yang harusnya menjadi pintu penyaluran aspirasi publik malah berujung pada kericuhan, sehingga menimbulkan korban di kedua belah pihak.

"Sayang sekali demo jadi ricuh gitu. Mestinya kan berjalan damai saja agar tidak ada korban baik dari mahasiswa maupun aparat," kata Waketum MUI Zainut Tauhid Sa'adi usai FGD tentang RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) di Jakarta, Kamis (26/9).

BACA JUGA: Tanggapan MUI soal Pasal Perzinaan di RKUHP

Agar tidak jatuh korban lebih banyak, Zainut mengimbau aparat untuk bersikap lebih lembut kepada mahasiswa. Ajak mahasiswa berdialog dan jangan justru membuat tindakan represif.

"Biar bagaimanapun, mahasiswa itu aset bangsa. Di tangan merekalah kita titipkan bangsa ini. Kalau kemudian banyak yang jadi korban tindakan represif aparat kan sangat disayangkan," ucapnya.

BACA JUGA: MUI Apresiasi Penundaan RKUHP

Zainut juga memberikan nasihat kepada mahasiswa agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang menyebar cepat di media sosial. Ketika informasi yang diterima salah, dampaknya akan fatal.

Dia melihat, maraknya demo karena kurangnya sosialisasi terhadap RUU yang rencananya disahkan DPR RI tapi kemudian batal seperti RUU PKS, RKUHP, RUU PAS, RUU Pertanahan. Dan, yang sudah disahkan RUU KPK.

BACA JUGA: Skenario Pemerintah Meredam Demo Mahasiswa Bukan Cara Demokratis

"Ini kenapa ditolak dan didemo karena sosialisasi kurang makanya bagusnya DPR turun ke kampus-kampus, ajak ormas berdialog, dan libatkan publik dalam membahas RUU. Dengarkan masukan mereka agar tidak ada multi tafsir," tandasnya. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler