Mulai Tawarkan Obligasi USD 500 Juta

Jumat, 14 Mei 2010 – 14:08 WIB
JAKARTA - PT Indosat Tbk mulai menawarkan surat utang bergaransi (guaranteed notes) senilai USD 500 juta ke Tiga BenuaPenawaran itu dilakukan melalui anak perusahaannya, yakni Indosat Palapa Company BV

BACA JUGA: PII Incar Investasi Rp 407 M

Obligasi tersebut berupa guaranteed notes berjangka waktu 10 tahun dengan bunga tetap.

Kami akan melakukan penawaran dengan roadshow ke Asia, Amerika Serikat, dan Eropa," kata Direktur dan Chief Wholesale and Infrastructure Officer Indosat Fadzri di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (12/5)
Indosat berencana untuk menggunakan hasil pendapatan dari penjualan obligasi 2020 untuk membayar lunas obligasi berdenominasi dolar AS yang jatuh tempo pada 2010 dan 2012 dengan jumlah USD 344,1 juta pada akhir tahun lalu

BACA JUGA: Argo Lepas Lima Miliar Saham Alam Sutera

Selebihnya akan digunakan untum membayar utang Indosat lainya.

Indosat memberikan mandat kepada Citi selaku koordinator penjual global untuk menawarkan obligasi itu
Sementara, sebagai joint bookrunner, perseroan menunjuk Citi, DBS, Deutsche Bank, HSBC, dan Royal Bank of Scotland

BACA JUGA: Mandala Terbangi Rute Internasional

Obligasi itu akan dicatatkan di Bursa Efek Singapura"Obligasi tersebut mendapat peringkat Ba1 dari lembaga pemeringkat internasional, Moody'sSelain itu, Standard and Poor's memberikan peringkat BB, serta BBB- dari Fitch Rating," ujar Fadzri

" Selain itu, Fitch juga menetapkan peringkat utang berdenominasi mata uang asing dan lokal Indosat di level BBB-Prospek terhadap Indosat dinyatakan stabil"Peringkat akhir ini bergantung pada penerimaan dokumen yang sesuai dengan dokumen yang sudah diterima.

" Rating terbaru indosat ini naik tiga tingkat dari peringkat BB- yang menggambarkan sebuah hubungan antar perusahaan induk dan anak perusahaan yang lemah yakni dengan Qatar Telecom (Qtel, dengan peringkat A+ dengan prospek stabil) yang menguasai 65 persen saham Indosat.

Sebagai investasi terbesar Qtel di luar negeri, Indosat menyumbang 27 persen terhadap penerimaan Qtel dan 28 persen pada EBITDA pada tahun laluSejak mengambilalih Indosat pada Maret 2009, Qtel telah mengubah manajemen Indosat.

Fitch mencatat bahwa inisiatif akan sebuah transformasi yang strategis yang telah dilakukan sebagai upaya peningkatan pemasaran serta peningkatan efisiensi jaringan telah berhasil menumbuhkan pendapataan perusahaan di level 2.6 persen, year on year (yoy) pada Q1 2010.

Pertumbuhan ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan yoy" sebesar 8,9 persen di pangsa pasar seluler dan tambahan pengguna telepon seluler sebesar 5,9 juta pengguna pada kuartal tersebutFitch yakin bahwa perubahan strategi bisnis Indosat tetap membutuhkan lebih banyak waktu dan investasi modal untuk menghasilkan sebuah hasil berkelanjutan yang nyata khususnya dalam pendapatan yang lebih tinggi.

Rating Indosat ini dipengaruhi oleh belanja modal yang memicu arus kas negatif rata-rata Rp4,2 triliun dalam kurun waktu 3 tahun terakhirEBITDAR yang lebih rendah dan jaringan investasi dengan utang yang cukup banyak Rp10,7 triliun berakibat pada naiknya leverage bersih yang disesuaikan (total utang tunai bersih karena beroperasinya EBITDAR) menjadi 2,9x pada tahun lalu dari 2,0x pada 2008 dan dana operasional dengan turunya biaya laba kotor menjadi 3,0x dari 4,3x.

Perusahaan telah memberikan indikasi belanja modal Rp11 triliun (sekitar USD 1,2 miliar) pada tahun ini.Mereka juga mengharapkan bisa membiayaihal ini melalui gabungan arus kas dari biaya operasional dan pembiayaan vendorOleh karena itu, kunci kredit diharapkan melemah pada tahun ini, tetapi Fitch mengharapkan bahwa perusahaan tersebut akan tetap konsisten dengan peringkat kreditnya.

Prospek yang stabil ini didasarkan pada harapan Fitch bahwa Indosat akan mempertahankan posisi usaha dan kondisi finansialnya selama periode menengah dan dengan kenyataan bahwa dukungan finansial akan didapat dari Qtel.(luq/aj/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rumput Laut Jadi Komoditas Andalan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler