Munas ISSI Digelar Karena Kebesaran Hati Raja Sapta Oktohari

Senin, 01 Februari 2021 – 22:46 WIB
Ketua Umum KOI dan PB ISSI Raja Sapta Oktohari saat ditemui beberapa waktu lalu. Foto: Amjad/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) Andrianto Soedjarwo mengapresiasi kebesaran hati Ketua Umum Raja Sapta Oktohari.

Pasalnya, ISSI siap untuk mengelar Musyawarah Nasional (Munas) pada Maret mendatang.

BACA JUGA: Raja Sapta Oktohari dan Doni Monardo Sepakati Hal Penting di Masa Pandemi Covid-19

Munas itu akan berisi agenda tunggal, yakni memilih Ketua Umum PB ISSI periode 2021-2025 sebagai pengganti Raja Sapta Oktohari.

Ketua Umum PB ISSI saat ini bisa saja mempertahankan posisinya sebagai Ketua Umum periode 2019-2023 walaupun menjadi Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

BACA JUGA: Pemerintah Tetap Akui Okto Sebagai Ketum PB ISSI, Gatot: Jangan Buka Luka Lama

Pasalnya, dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) ISSI tidak ada larangan.

Contoh negara lain yang memiliki Ketua National Olympic Committee (NOC) atau Komite Olimpiade dan jabatan sebagai ketua cabor sepeda ialah Abraham N. Tolentino, dari Filipina.

BACA JUGA: Raja Sapta Oktohari Sangat Terpukul Atas Kepergian Arminsyah

"Munas ISSI itu terjadi karena kebesaran hati Pak Okto (panggilan karib Raja Sapta Oktohari-red) yang sudah malang melintang dalam membangun prestasi olahraga baik amatir maupun profesional. Dan, beliau taat dengan AD/ART KOI," ungkapnya, Senin (1/2).

Memang, meskipun cabor ISSI memperbolehkan, di KOI ada aturan yang tak memperbolehkan adanya rangkap jabatan ini.

Karena itulah, Okto memilih untuk segera menggelar Munas pada Maret mendatang.

Menurut Andrianto, kehadiran Okto di PB ISSI sejatinya telah membawa perubahan pada cabang tersebut.

Komitmennya dalam membangun olahraga balap sepeda bukan hanya menghasilkan fasilitas membanggakan, tetapi juga mencetak prestasi yang bagus pula.

"Kini, Indonesia punya Jakarta Internasional Velodrome yang berada di Rawamangun. Velodrome bertaraf internasional yang dibangun saat Asian Games 2018 itu tercatat yang terbaik di dunia. Semua itu terwujud berkat perjuangan Pak Okto yang bisa meyakinkan pemerintah, panitia pelaksana Asian Games (INASGOC), dan Pemda DKI Jakarta," ungkapnya.

Selain itu dari prestasi, balap sepeda Indonesia juga mampu memberikan kontribusi bagi Kontingen Indonesia yang sukses menembus peringkat kelima Asia pada Asian Games 2018.

Di era Okto, dua medali emas disumbangkan melalui Khoiful Mukhib di nomor MTB Downhill putra serta Tiara Andini Prastika dari MTB Downhill putri.

Satu medali lainnya ialah perunggu dari nomor Downhill putri atas nama Nining Porwaningsih.

Setelah itu, di SEA Games Filipina 2019, balap sepeda Indonesia menyumbangkan sebelas medali bagi Kontingen Indonesia.

Terdiri dari dua emas, dua perak, dan tujuh perunggu.

"Semua prestasi ini bukan kebetulan tetapi melalui komitmen Pak Okto menjalankan program pembinaan melalui pelaksanaan event nasional secara rutin dan keikutsertaan atlet balap sepeda Indonesia pada event-event internasional," tandasnya. (dkk/jpnn)


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler