jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Airlangga Pribadi Kusman memuji langkah cawapres bernomor urut 2 di Pilpres 2024 Moh. Mahfud Md mengundurkan diri dari jabatan menteri koordinator bidang politik, hukum, dan keamanan (menko polhukam).
Menurut Airlangga, keputusan cawapres pendamping Ganjar Pranowo itu menunjukkan kedalaman kesadaran etika.
BACA JUGA: Mahfud Segera Serahkan Surat Pengunduran Diri dari Jabatan Menteri kepada Jokowi
Lektor di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair itu menyatakan fundamental etika di Indonesia telah terlanggar sejak Mahkamah Konstitusi (MK) memangkas syarat usia minimal capres/cawapres dalam UU Pemilu.
Keputusan MK yang memudahkan Gibran Rakabuming Raka menjadi kontestan Pilpres 2024 itu dianggap sarat dengan intervensi kekuasaan.
BACA JUGA: Mahfud Mundur jadi Jabatan Menko Polhukam, Ganjar: Contoh Baik, Barangkali yang Lain Bisa Mengikuti
“Ketika hukum telah diletakkan di bawah kekuasaan, Prof. Mahfud yang merupakan profesor tata negara dan memiliki kesadaran etika yang tinggi hendak menunjukkan sikap penolakannya terhadap corak pemerintahan seperti itu,” ujar Airlangga melalui layanan pesan ke media, Kamis (1/2/2024).
Penyandang gelar doktor ilmu politik dari Universitas Murdoch, Australia, itu menilai Mahfud hendak memberikan nasihat tentang sikap yang menjunjung etika terhadap kekuasaan.
BACA JUGA: Mahfud Mundur dari Jabatan Menko Polhukam, Kaesang Pangarep Merespons Begini
Airlangga menegaskan Mahfud berpandangan bahwa tidak etis seorang pemimpin menunjukkan keberpihakan kepada salah satu kontestan pilpres melalui penggunaan bansos maupun pengerahan aparat negara.
Menurut Airlangga, keberpihakan presiden akan membuat pemilu tidak legitimate sehingga hasilnya tidak dipercaya publik.
“Prof, Mahfud telah memberi contoh virtue (kebajikan) yang sudah sepantasnya dilakukan oleh para elite, berkompetisi secara fair, dan tidak menggantungkan diri pada fasilitas negara,” imbuh Airlangga.
Selain itu, Airlangga juga menilai Mahfud hendak menunjukkan posisinya yang menolak kecenderungan hipokrisi kekuasaan.
“Hal ini menunjukkan bahwa dirinya berpisah dengan tendensi tersebut serta akan bertarung dalam pilpres dalam posisi yang all out, berhadap-hadapan dengan paslon yang cenderung didukung oleh negara, yakni pasangan 02 (Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka,red),” tutur Airlangga.(jpnn.com)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bu Mega Bertemu Prof Mahfud Lagi, Hasto Beber Hasil Pertemuan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi