jpnn.com - JAKARTA - Suasana duka menyelimuti ruang jenazah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada Jumat, (27/9). Sejumlah mahasiswa dan alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tampak menghantar kepergian jenazah dokter ahli forensik RSCM Abdul Mun'im Idries, SPF, 66 yang meninggal dunia karena kanker pankreas dan sakit komplikasi lainnya.
Semasa hidup, sosok Mun'im memberikan kenangan tersendiri bagi mantan anak didiknya. Salah seorang mantan anak didik almarhum, Rendi, 30, mengenal sosok Mun'im sebagai dokter yang gigih dan tidak pernah mengeluh dalam menjalankan pekerjaannya sebagai pengajar maupun sebagai dokter forensik yang banyak menangani kasus menonjol di Indonesia.
BACA JUGA: Presiden Serahkan Nama Calon Kapolri ke DPR
Selain itu Mun'im juga dikenal sebagai sosok yang memiliki relasi yang luas dari berbagai kalangan. "Saya dulu diajar beliau waktu kuliah di UI, saat diajar dulu, Almarhum berpesan dalam bekerja jangan pernah mengeluh baik dalam segala aktivitas. Beliau juga orangnya tidak memilih-milih teman dan humoris," kata Rendi saat ditemui di Rumah Duka RSCM.
Rendi menuturkan, selepas kuliah dan bekerja sebagai dokter forensik di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur, dirinya masih berkomunikasi dan dibimbing oleh Mun'im Idris. "Jumlah dokter forensik di Indonesia sangat dikit," katanya.
BACA JUGA: Presiden Serahkan Nama Calon Kapolri ke DPR
Sementara mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Sumi, 25 mengenal sosok Mun'im sebgai sosok penyabar dan disiplin. Kesabaran Mun'im Idris dalam memberikan kuliah, membuat Sumi tertarik dalam mendalami ilmu forensik tersebut.
"Saya pertama geli dan takut memegang mayat, tapi beliau terus memberi support, akhirnya saya berani untuk memegangnya," katanya.
BACA JUGA: Benda yang Dilempar Diduga Granat
Tak hanya mantan anak didik yang mengenang Mun'im. Rekan-rekan sejawat pun turut merasakan sedih yang mendalam atas kepergiannya. Prof. Dr. Endang Basuki, Ketua Divisi Komunikasi Empati dan Profesionalisme Fakultas Kedokteran UI, mengenang Mun'im sebagai teman kuliah yang baik, dan selalu mengingatkannya untuk berbuat kebaikan.
"Saya memanggil dia sebagai kakek, karena selalu mengingatkan saya untuk shalat, dan lainnya," kata Endang.
Selain itu, Endang mengatakan, sejak masih kuliah, Mun'im merupakan orang yang jujur dan berani dalam mengungkapkan kebenaran. Menurutnya, kejujuran dan keberanian Mun'im terus terbawa saat almarhum menangani berbagai kasus menonjol.
"Dalam melihat bukti atau evidence pada suatu kasus membeberkan dengan apa adanya. Selalu jujur dan berani dalam menyampaikan fakta tanpa bisa direkayasa," katanya. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Riwayat Penyakit Munim
Redaktur : Tim Redaksi