jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum PB Persatuan Golf Indonesia (PGI) Murdaya Poo berharap Indonesia Open 2017 bisa memotivasi pegolf-pegolf lokal sekaligus sebagai ajang promosi wisata golf tanah air.
Event itu akan digelar di Pondok Indah Golf Club, Jakarta pada 26-29 Oktober 2017.
BACA JUGA: Kejuaraan Golf Indonesia Open Tawarkan Hadiah Rp 4 Miliar
Turnamen ini pertama kali digelar pada 1974. Pegolf asal Jawa Timur Kasiadi, hingga saat ini menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang pernah menjadi juara, yaitu pada 1989.
Melihat besarnya animo pegolf internasional, turnamen ini pun masuk dalam agenda Asian Tour mulai 1995.
BACA JUGA: Thailand Sapu Bersih SEA Amateur Golf Team Championship
Walau sempat absen pada 1999-2004, turnamen ini justru menjadi semakin bergengsi.
Pada 2005-2009, Indonesia Open masuk agenda resmi Asian Tour.
BACA JUGA: Nyonya Kim Potong Organ Vital Suaminya, Begini Sebabnya
Event itu sempat berpindah ke tangan One Asia selama tiga tahun sebelum akhirnya kembali lagi ke Asian Tour sejak 2013 hingga saat ini.
Berikut ini kutipan wawancara dengan Murdaya tentang event bergengsi tersebut:
Kenapa Indonesia Open harus tetap diselenggarakan walaupun juaranya orang asing terus?
Indonesia Open ini turnamen golf milik Indonesia dan kelasnya internasional. Kami harus mengundang pemain-pemain profesional terbaik dari berbagai negara. Tujuannya adalah agar kami bisa melihat bagaimana kemajuan pemain-pemain dari negara lain di Indonesia. Kalau selama ini Indonesia belum pernah menang lagi, jadi pemacu untuk kami bisa lebih maju. Dengan menjadi tuan rumah, atlet-alet kita bisa melihat sendiri, merasakan pertandingan, dan bisa berusaha lebih maju. Dengan ikut bertanding di area internasional ini, kami bisa tahu kekuatan dan kelemahan kami. Belajar di area internasional.
Apa efek untuk kepentingan negara?
Negara kita bisa dikenal sebagai negara yang sudah mengembangkan industri golf. Tidak semua negara yang punya. Selain itu, ini menjadi kesempatan yang bagus untuk mempromosikan wisata golf kita. Indonesia mempunyai banyak lapangan golf yang luar biasa dengan standar internasional. Kita adalah salah satu negara yang memiliki lapangan-lapangan golf terbaik di dunia.
Biaya penyelenggaraan turnamen ini sangat besar, mengapa tidak digunakan untuk pembinaan saja?
Melakukan pertandingan internasional setaraf ini adalah salah satu proses pembinaan dan memberi kesempatan pemain kita bertanding yang internasional. Semua pertandingan internasional itu perlu biaya yang tidak sedikit. Indonesia Open adalah national event berkelas internasional yang penting. Dengan kehadiran pegolf-pegolf dari banyak negara lain, mereka akan spend uang untuk lapangan golf, hotel, makanan, dan unsur pariwisata yang lain. Mereka bisa mempromosikan negara kita kepada pegolf-pegolf yang lain untuk datang ke Indonesia. Beberapa negara lain, termasuk Thailand sudah merasakan hasil yang besar dengan menggelar turnamen-turnamen golf Internasional. Wisatawan golf bisa memberikan banyak manfaat untuk negara.
Apakah pemerintah Indonesia ikut memberi dukungan?
Beberapa tahun terakhir, pemerintah melalui BUMN (Badan Usaha Milik Negara) ikut memberikan dukungan. Ibu Rini Soemarno selaku Menteri BUMN menyadari betapa pentingnya event besar ini untuk promosi Indonesia. Oleh karena itu, tahun ini kami mendapat dukungan dari pemerintah melalui BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan Telkom Indonesia. Dengan dukungan mereka, turnamen ini semakin besar dan semakin bergengsi.
Golf bukan olahraga yang populer di Indonesia. Mengapa Anda tidak memilih untuk membina cabang olahraga lain yang lebih bergengsi?
Golf adalah olahraga yang akan sangat unik, cocok untuk semua umur Sangat bagus manfaatnya. Saya suka main golf dan punya cita-cita untuk membina pegolf kita sebagai top dunia seperti kita bisa berhasil di bulu tangkis. Tidak semua orang mau membina golf. Kita sudah jauh ketinggalan. Padahal, kita mempunyai potensi yang bagus, secara fisik, teknik, dan mental. Lapangan-lapangannya bagus dan anak-anak muda yang berpotensi juga sekarang sudah mulai bagus. Sekarang kita cari proses pembinaan yg terbaik buat anak-anak kita. Ini tantangan untuk saya. Cabang olahraga lain, seperti sepak bola dan bulu tangkis sudah terlalu banyak yang membina. Mudah-mudahan beberapa tahun lagi kita punya pegolf-pegolf yang bertaraf internasional.
Setelah memimpin PB PGI hampir empat tahun, bagaimana Anda melihat potensi para pegolf kita?
Saya mendatangkan pelatih-pelatih kelas internasional untuk melatih skill, mental, disiplin para pegolf kita. Dibanding empat tahun yang lalu, hasilnya cukup memuaskan. Sekarang ada pemain kita sudah berhasil masuk peringkat 100-an di World Amateur Golf Ranking (WAGR) dan semakin banyak atlet yang mendapat undangan untuk bisa tampil di turnamen internasional bergengsi. Itu bukti nyata bahwa kita mempunyai peluang besar untuk berprestasi. Kalau tidak ada potensi tidak mungkin saya mau jadi ketua PB PGI.
Selain pembina golf, Anda juga pengusaha lapangan golf. Apakah jumlah pemain golf di Indonesia naik atau turun?
Naik. Negara lain mungkin turun, tapi tidak di Indonesia. Semakin banyak anak-anak yang dilatih dengan baik. Middle class income mulai tinggi, jadi mereka juga ingin bermain golf.
Apakah Indonesia masih perlu membangun lapangan golf baru?
Menurut saya harus tambah sebanyak mungkin. Pasarnya pasti ada, hanya soal waktu. Lapangan golf juga membantu penyerapan tenaga kerja untuk masyarakat. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dilarang Tekuni Karate, Rivani Adelia Jadi Pegolf Andalan Indonesia
Redaktur & Reporter : Ragil