MUARASABAK - Dua warga Desa Mencolok, Kecamatan Mendahara Ulu, tewas tersambar petir. Keduanya adalah Agus Santoso (11), siswa kelas V SD Mencolok dan Sulaiman (45), warga RT 7, Dusun Barokah, Kecamatan Mendahara Ulu. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.00 lalu, tepatnya pada saat hujan gerimis yang disertai gemuruh petir sore itu.
Informasi yang dirangkum Jambi Independent (JPNN Group) menyebutkan, peristiwa berawal ketika Agus bersama temannya yang bernama Hasan pulang dari Madrasah di Desa Mencolok melewati rumah Sulaiman (38).
Melihat kedua anak tersebut, Sulaiman yang tadinya sedang bekerja di bengkel miliknya itu meminta keduanya mampir berteduh karena hujan.
Namanya anak-anak, sembari menunggu hujan reda, Agus dan Hasan bermain air di bawah cucuran atap depan rumah Sulaiman, sedangkan Sulaiman masuk ke dalam rumah. Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, tiba-tiba petir disertai gemuruh menyambar tubuh Agus dan Sulaiman secara bersamaan.
Sulaiman tewas di tempat setelah mengalami luka serius di bagian leher dan dan kepala, sedangkan Agus sempat dilarikan ke Puskesmas Pematang Lumut, namun di tengah perjalanan lelaki yang masih belia itu menghembuskan nafas terakhirnya, sementara Hasan juga mengalami memar di bagian kaki kanan dan dikabarkan sudah mulai membaik.
“Waktu kejadian Agus sedang di teras bersama Hasan, sedangkan Sulaiman berada di dalam rumah,” ujar Kapolres Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur) AKBP Armawan Swasono melalui Kapolsek Mendahara Ulu Iptu Gunawan ketika dikonfirmasi via ponselnya.
Peristiwa itu membuat geger warga setempat. Mendengar informasi itu, Bupati Tanjung Jabung Timur Zumi Zola Zulkifli didampingi istri Sherrin Tharia, kemarin langsung berkunjung ke rumah korban. Orang nomor satu di Bumi Sepucuk Nipah Serumpun Nibung menyampaikan prihatin dan duka yang mendalam atas musibah yang menimpa para korban. Bahkan, Sherrin terlihat meneteskan air mata saat melihat para korban dan keluarga yang sedang terisak.
“Kita berharap keluarga korban yang ditinggalkan diberi kesabaran dan kekuatan atas musibah yang menimpa mereka,” kata Sherrin.
Bupati dan Sherrin menyerahkan santunan kepada kedua keluarga yang meninggal masing-masing Rp 1 juta dan korban yang mengalami sakit masing-masing sebesar Rp 500 ribu. Pemberian santunan ini dianggarkan melalui dana Santunan Kematian. Sementara untuk korban yang sakit merupakan santuan pribadi bupati.(aki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rp17 Miliar untuk Bandara Silangit
Redaktur : Tim Redaksi