Murid SD Tewas Tertimpa Prasasti

Minggu, 30 September 2012 – 08:40 WIB
BOGOR- Rifki Fahneza (9), murid kelas III A, SD Negeri Ciheluleut II, tewas mengenaskan setelah tertimpa prasasti sekolah, Sabtu (29/9) pagi.

Sempat dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Bogor Medical Center (BMC) untuk mendapatkan penanganan medis. Namun, nyawa Rifky tak tertolong karena luka di kepala bagian belakangnya cukup parah.

Saksi mata, Ny Titin Sutinah (28), mengatakan, saat kejadian dirinya tengah menunggu anaknya, Winda (8), teman satu kelas Rifky. “Saat kejadian siswa kelas III, sedang mengikuti pelajaran ekstrakulikuler (ekskul) Paramuka, dengan Pembina Ibu Novi,” tutur Titin.

Ia menuturkan, dalam kegiatan pramuka itu, puluhan siswa kelas III berbaris memanjang di lapangan. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok. Para siswa diperintahkan tepuk pramuka, selanjutnya berlari untuk menyentuh dinding monument prasasti yang bertandatangan Walikota Bogor Diani Budiarto.

Saat itu, Rifki sudah mendapat giliran dalam permainan. Korban kemudian membeli es sirup, lalu berdiri di balik tembok monument. Namun, tiba-tiba tembok yang dijadikan media dalam permainan kegiatan pramuka itu ambruk. Tembok setinggi satu meter itu diduga tidak kuat karena tidak mengunakan besi rangka.

“Memang kita juga sudah kawatir dengan keberadaan prasasti itu karena sudah goyang dan sering dijadikan tempat bermain. Ternayata benar saja tembok itu amruk,” terangnya.

Titin menambahkan, prasasti yang beratnya lebih dari 50 kiogram itu menimpa kedua kaki Rifky. Akibatnya tubuh Rifki terpelanting jatuh dan bagian kepala membentur lantai lapangan upacara yang terbuat dari beton. “Kepalanya mengeluarkan darah banyak,” tambah Titin.

Melihat kejadian itu, Titin langsung memberikan pertolongan. Titin bersama guru kelas II, Nur dan seorang pedagang yang berjualan di depan sekolah, berusaha mengangkat tembok yang menimpa kaki korban.

Setelah itu, korban dilarikan ke RS BMC yang berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi kejadian menggunakan angkutan kota. Sesampainya di rumah sakit, Rifki langsung dimasukan ke IGD dan mendapatkan penangangan medis.

"Rifki sempat beberapa menit mendapatkan perawatan intensif, dan dokter minta agar keluarga datang ke rumah sakit karena Rifki harus langsung dioperasi. Setelah beberapa menit kemudian, nyawanya tidak terselamatkan karena luka pada kepalanya terlalu parah," pungkas Titin.

Ayah korban, Husen (28) menganggap peristiwa yang menimpa anak pertamanya itu, sebagai musibah. Namun, Husen tidak menduga, anaknya akan meninggal dunia dengan cara seperti itu.

“Kami keluarga sudah mengikhlaskan dan menganggap kejadian ini sebagai musibah. Kita pun akan selesaikan secara kekeluargaan," terangnya saat ditemui di rumah duka di Kampung Ciheuleut RT 4/08, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

Karyawan pabrik roti ini menceritakan, pasca istrinya Novi (24) melahirkan anak kedua, Rifky selalu terlihat bahagia dan ingin lebih mandiri. "Setelah adiknya lahir 40 hari lalu, Rifky tidak mau diantar ke sekolah. Ia lebih memilih berangkat sekolah dengan tantenya, karena mengetahui mamahnya baru saja melahirkan adiknya yang memang sudah ia tunggu," terangnya.

Ia mengatakan, jenazah putranya itu akan dibawa dan dikebumikan di Sampay, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Kepala sekolah SDN Ciheuleut 1 dan 2, Ny Bai Luspiyati, tampak syok dengan peristiwa yang menimpa anak didiknya itu. Pasalnya satu hari sebelum kejadian, pihaknya sudah memesan pasir dan memanggil tukang bangunan untuk memperbaiki monumen maut itu.

“Prasasti ini diresmikan walikota pada 2008 lalu ketika sekolah itu direnovasi. Dan oleh anak-anak, prasasati itu malah dijadikan sebagai tempat bermain, makanya kita mau beton lagi agar tidak dijadikan tempat mainan. Namun ternayata musibah itu datang lebih dulu,” terangnya sambil menangis.

Kepala Dinas Pendidik (Disdik) Kota Bogor, Hj Fetty Qondarsyah, saat ditemui di rumah duka mengatakan, pihaknya berbelasungkawa atas kejadian nahas itu. Untuk keperluan pemberangkatkan jenazah, kata dia, Dinas Pendidikan menyiapkan mobil ambulans dari Dinas Kesehatan Kota Bogor untuk membawa jenazah ke tempat pemakaman. "Semua biaya baik rumah sakit, biaya pemakaman dan pengurusan jenazah kita yang tanggung. Kita juga memberikan uang duka kepada keluarga korban," ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Bogor Timur Kompol Wasino, mengatakan, untuk menghindari kejadian serupa, lokasi kejadian sudah dipasangi garis polisi. Ceceran darah korban yang sudah mengering ditutupi pasir oleh warga.

"Kita masih melakukan penyelidikan. Namun hasil olah TKP, tembok monumen itu ambruk karena tidak dilengkapi besi penahan di dalamnnya," ujarnya. (sdk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Traffic Light Tak Berfungsi, Kawasan Permata Hijau Macet Total

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler