Museum Nasional Korea Hadirkan Galeri Video Digital

Senin, 21 Desember 2020 – 11:49 WIB
Ilustrasi logo Galeri video digital yang berada di Museum Nasional Korea. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - BELAJAR sejarah sampai kini masih merupakan suatu hal yang membosankan bagi banyak orang, terutama pelajar.

Berbekal latar belakang tersebut, Museum Nasional Korea pun menghadirkan sebuah galeri video digital yang menampilkan karya, barang atau catatan sejarah ke dalam sebuah konten video digital.

BACA JUGA: Rerie Ingin Museum Mampu Menjawab Tantangan Kebangsaan

Dalam progam yang diselenggarakan oleh Korean Culture and Information Service (KOCIS), kurator Museum Nasional Korea Chang Eun-jeong mengatakan, teknologi digital memiliki kelebihan dalam menghubungkan satu dengan lainnya tanpa terbatas ruang dan waktu.

Dengan memanfaatkan hal ini, Museum Nasional Korea berniat membuat sebuah pengalaman yang menghubungkan orang-orang dengan latar belakang berbeda untuk pergi ke masa lalu dan masa kini.

BACA JUGA: Leeds Cetak Sejarah 5 Gol Saat Bungkam Newcastle

Selain itu, Chang Eun-jeong menilai orang akan lebih menyaman dan tertarik dalam mempelajari warisan budaya.

" Masa sekarang ini adalah masa generasi yang banyak berkomunikasi dengan bahasa media video, bahasa visual, dan pengalaman langsung," kata Chang Eun-jeong kepada ANTARA belum lama ini.

BACA JUGA: Sumatera Barat Ukir Sejarah di MTQ Nasional XXVIII

" Maka hal ini bisa membantu orang-orang dalam memahami warisan budaya dan sejarah serta nilainya tersebut secara visual," ujar Chang Eun-jeong.

Dengan galeri video digital, pengunjung bisa merasakan pengalaman visual berada pada masa lampau.

Kemudian mengamati warisan sejarah sesuai dengan keinginan atau apa yang ingin diketahui saja, misalnya cerita tentang masa kejayaan Joseon.

Salah satu konten yang ada dalam galeri video digital ini adalah "Royal Procession with The People" yang bercerita tentang kesetiaan raja di abad 18 setelah masa Joseon.

Kisah sejarah ini sudah cukup populer bagi orang Korea, tetapi digarap ulang dengan video visual yang menonjolkan seni dan keindahan.

Sekaligus menjabarkan isi kontennya secara detail, mulai dari catatan hingga fakta seputar kisah tersebut.

Ada pengalaman baru yang tidak bisa didapatkan oleh pengunjung sebelumnya, yang terasa kaku, berjarak dan sulit dipahami.

Dengan adanya video visual, pengunjung bisa memahami warisan budaya dengan mudah sekaligus merasakan nilai estetikanya.

" Jika melihat reaksi dari para pengunjung di media sosial, ada yang menulis review, ternyata zaman dahulu itu bisa seindah ini padahal sempat berpikir sesuatu yang lama itu terkesan kuno dan kolot'," kata Chang Eun-jeong.

" Karena menyentuh hati secara langsung sehingga terasa mudah dan nyaman, dan ada nilai lebihnya karena mengalami sejarah secara langsung sehingga pengalamannya lebih berkesan," lanjut Chang Eun-jeong.

Chang Eun-jeong berpendapat penggunaan teknologi atau konten digital menjadi isu penting bagi museum-museum tidak hanya di Korea, tetapi juga dunia agar pengunjung lebih tertarik pada benda-benda bersejarah.

" Yang paling penting adalah untuk apa dan bagaimana cara memanfaatkan hal ini," kata Chang Eun-jeong.

" Lalu harus juga dipikirkan konten seperti apa yang akan diisi nantinya," tambah Chang Eun-jeong.

" Karena akan gagal jika pendekatannya hanya berupa teknologi sederhana saja," ujar Chang Eun-jeong.

Galeri video digital dibuka sejak Mei 2020. Areanya pun dibedakan dengan tempat pameran yang memajang benda-benda sejarah asli.

Sementara itu, Museum Nasional Korea saat ini sudah beroperasi meski menerapkan berbagai protokol kesehatan.

Serta melakukan pembatasan jumlah pengunjung. Untuk mengunjung museum secara luring, pengunjung harus melakukan reservasi.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler