jpnn.com, TANGSEL - Pemkot Tangerang Selatan (Tangsel) akan mengambil alih Museum Palagan Lengkong sebagai aset miliknya.
Saat ini, museum perjuangan pascakemerdekaan tempat gugurnya pahlawan Mayor Daan Mogot itu belum tercatat di Pemprov Banten.
BACA JUGA: Ini Dia Nama-nama Balon Wali Kota dan Wawako Tangsel
“Pemkot Tangsel memastikan bahwa aset ini adalah aset yang bisa dicatatkan di Tangsel, karena sebelumnya ini ternyata tidak dicatatkan di Pemprov Banten. Jadi kami ambil alih dan kami catat sebagai aset Pemkot Tangsel,” ujar Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie, Sabtu (15/8).
Pria yang akrab disapa Ben itu menuturkan, saat ini Pemkot Tangsel tengah melakukan rehabilitasi Museum Lengkong.
BACA JUGA: 6 Wanita di Dalam Kamar Bersama Pria, Tanpa Baju dan Celana, Hmmmm
Namun, tetap akan mempertahankan keaslian bangunan tersebut sehingga nantinya diharapkan dapat menjadi tempat pembelajaran sejarah.
“Yang kami ubah hanya bangunan bagian-bagian yang sudah rusak parah, seperti plafon, kusen, dan kuda-kuda. Yang tidak diubah adalah bangunan asli, seperti jendela, struktur bangunan semua sama terutama lantai yang terdapat darah Mayor Daan Mogot yang bercecer,” jelasnya.
BACA JUGA: Berita Duka, Prof Marhaeni Meninggal Dunia, Kami Sangat Kehilangan
Ben berharap agar masyarakat tidak pernah melupakan jasa para pahlawan yang telah gugur di medan perang guna mempertahankan NKRI, mengingat sebentar lagi Indonesia akan merayakan Hari Kemerdekaan ke-75.
“Saya berharap monumen sejarah ini tidak dilupakan oleh masyarakat Tangsel khususnya, umumnya masyarakat Tangerang,” katanya.
“Bagi kami di Tangsel ini sebuah introspeksi menghargai kemerdekaan, menghargai pembangunan bahwa kita menikmati hari ini atas perjuangan darah yang ditumpahkan, nyawa yang ditumpahkan para pejuang kita. Ini harus menjadi sebuah proees pembelajaran dalam membentuk nasionalisme republik. Pancasila tidak tergantikan, NKRI harga mati,” ungkapnya.
Monumen Palagan Lengkong merupakan saksi sejarah peristiwa pertempuran Tentara Republik Indonesia (TRI) dengan Jepang.
Dalam peristiwa Lengkong yang terjadi pada 25 Januari 1946, sebanyak tiga perwira Tentara Republik Indonesia (TRI) yakni Mayor Daan Mogot, Letnan I Soebijanto Djojohadikusumo, Letnan I Soetopo beserta 34 anggota Taruna Akademi Militer Tangerang gugur.
Dari para korban tersebut terdapat dua paman dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yakni Letnan I Soebijanto Djojohadikusumo dan Soejono Djojohadikusumo.
Saat ini, semua yang gugur dalam pertempuran tersebut dimakamkan di TMP Taruna di Kota Tangerang. (hen/pojoksatu)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti