JAKARTA - PT Bank Mutiara Tbk bakal menggenjot dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp 12,4 triliun. Proyeksi itu berarti mengalami peningkatan 15 persen dari edisi tahun sebelumnya. Manajemen optimistis perolehan itu akan ditopang peningkatan porsi dana murah, yaitu tabungan dan giro yang saat ini di level 11 persen. “Tahun ini kita tergetkan Rp 12,4 triliun,” tutur Maryono, Direktur Utama Bank Mutiara, di Jakarta.
Maryono melanjutkan guna menggenjot perolehan DPK, pihaknya juga akan mendirikan beberapa kantor cabang baru di beberapa kota. Setidaknya perseroan bakal menambah lima kantor cabang sepanjang tahun ini. Daerah yang menjadi bidikan pembangunan kantor cabang baru itu antara lain Kalimantan (Pontianak dan Samarinda), Surabaya, Medan dan Jakarta.
Sementara itu, perseroan berencana menerbitkan Sub Private Loan atau obligasi subordinasi (subdebt) private senilai Rp 500 miliar. Rencana tersebut saat ini masih dikaji dan sedang didalami lebih jauh oleh perseroan. “Besarannya paling tidak Rp 500 miliar,” imbuh Maryono.
Maryono menyebut saat ini pihaknya belum bisa memastikan lebih kapan rencana itu bakal dilancarkan. Hanya saja, jika pengkajian dilakukan dengan cepat paling banter pada semester kedua kemungkinan besar rencana tersebut bisa diterbitkan. Langkah itu daimbil sambung Maryono, untuk menjaga posisi rasio kecukupan modal (CAR) tetap stabil dan baik. Di mana hingga Desember 2011, secara unaudited posisi CAR Bank Mutiara telah menyentuh level 11 persen. “Ya, harapannya dengan penerbitan itu CAR bisa bertambah 2-4 persen,” harap Maryono.
Yang menarik, Bank Mutiara juga akan menyediakan layanan jasa penerbitan jaminan dalam bentuk bank garansi, surat dukungan bank, pembiayaan proyek, dan pengembangan investasi lain bagi perusahaan konsultan anggota Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) untuk mendukung proyek yang pendanaannya berasal dari APBN dan BUMN.
Untuk persoalan yang satu ini, Maryono mengatakan, kerja sama ini diharapkan memberikan layanan perbankan prima khususnya dalam memberikan dukungan administrasi berupa bank garansi dan rekening koran. Juga kegiatan lelang tender maupun pendanaan proyek yang ditangai Inkindo," katanya usai penandatanganan kerja sama Bank Mutiara dengan Inkindo, di Balai Kartini, kemarin.
Menurut Maryono, perusahaan konsultan membutuhkan dukungan dari dunia perbankan dalam kegiatan lelang. Baik untuk proyek yang didanai APBN maupun lembaga internasional multilateral. Melalui kerja sama tersebut, diharapkan total kredit yang akan disalurkan Bank Mutiara mencapai Rp11,6 triliun dengan peningkatan aset menjadi Rp14,78 triliun di akhir 2012.
Rasio pinjaman terhadap pinjaman atau Loan Deposit Ratio (LDR) naik dari 70,9 persen di 2010 menjadi 83,9 persen di akhir 2011. Bank Mutiara telah menekan kredit macet (NPL) dari 24,8 persen di 2012 menjadi 5,5 persen di akhir 2011. "Dari sisi pendanaan, Bank Mutiara memberikan pembiayaan untuk sektor UKM dan sektor konsumsi," tambah Maryono. (far/ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tolak jika Naiknya tak Logis!
Redaktur : Tim Redaksi