Nadiem Makarim: Saya Pilih Guru Penggerak, 600 Ribu PPPK dari Honorer 

Minggu, 27 November 2022 – 05:48 WIB
Mendikbudristek Nadiem Makarim bersama para guru. Foto Humas Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengajukan pertanyaan apa saja pada sesi “Ask Me Anything”.

Para guru terlihat sangat antusias karena diberikan kesempatan untuk bertanya secara langsung kepada Mendikbudristek.

BACA JUGA: Mas Nadiem Targetkan Pengangkatan PPPK dari Guru Honorer Tuntas 2023, Syukurlah 

Penanya pertama adalah Santi Dianita, guru dari TK Dharma Wanita 02 Karang Besuki, Malang, Jawa Timur.

Menurutnya, transformasi pendidikan yang dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terasa sangat berbeda.

BACA JUGA: Kado Mas Nadiem untuk Guru Honorer, 600 Ribu Diangkat PPPK Akhir Tahun Ini 

Dobrakan episode awal Merdeka Belajar telah membuatnya bersemangat untuk mengikuti seluruh episode yang sudah mencapai dua puluh dua episode.

“Dari sekian banyak episode, manakah di antara 22 episode yang sudah diluncurkan itu yang paling berkesan, paling disukai, dan mengapa?” tanya Santi Dianita kepada Nadiem Makarim dalam puncak peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2022 di Jakarta International Expo Convention Center & Theater, Sabtu (26/11).

Menanggapi hal tersebut, Mendikbudristek merasakan itu merupakan pertanyaan yang cukup sulit.

Namun, apabila dipaksa untuk memilih, Nadiem memilih program yang paling berdampak terhadap guru, yakni Guru Penggerak.

“Kalau saya pergi ke lapangan, lalu bertemu guru penggerak, saya langsung semangat dan optimis,” ungkapnya.

Dia mengucapkan apresiasi sebesar-besarnya kepada Presiden Joko Widodo, karena tanpa arahan dan dukungannya tidak akan ada Merdeka Belajar.

Presiden yang memberikan Kemendikbudristek kebebasan, kemerdekaan untuk melakukan berbagai lompatan ke depan.

Dilanjutkan Nadiem, para guru penggerak menjadi faktor kunci dalam transformasi pendidikan.

Guru-guru penggerak ini kalau masuk ke posisi kepala sekolah dan pengawas sekolah, merekalah yang akan terus bergerak mengikuti ajaran dan filsafat Ki Hajar Dewantara.

Kemudian, Platform Merdeka Mengajar dan Kurikulum Merdeka menjadi kebijakan Merdeka Belajar yang juga tak kalah penting dan menjadi favorit Mendikbudristek.

Platform Merdeka Mengajar mendorong perubahan peningkatan kapasitas guru secara signifikan.

“Sekarang guru secara mandiri memilih pelatihan apa yang mereka inginkan. Membentuk komunitas belajar yang difasilitasi secara digital itu penting,” ujarnya.

Tanpa Kurikulum Merdeka, lanjut Nadiem, guru tidak memiliki alat untuk melakukan inovasi. Guru harus diberikan hak untuk melakukan personalisasi, diferensiasi, dan ruang untuk berinovasi.

Selain itu, kebijakan paling berdampak kepada kehidupan guru adalah rekrutmen ASN PPPK. Meskipun diakui Nadiem masih terdapat banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan, tetapi inisiatif ini akan mendorong perubahan dalam kesetaraan dan kesejahteraan guru.

“Akhir tahun ini sekitar 600 ribu guru honorer akan menjadi ASN PPPK, mungkin itu adalah kebijakan yang akan mengubah hidup mereka,” ujarnya. (esy/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler