Nadiem Sebut Kurikulum Merdeka Hanya sebagai Opsi Pembelajaran

Rabu, 16 Februari 2022 – 20:18 WIB
Mendikbudristek Nadiem Makarim menyebut Kurikulum Merdeka sebagai opsi pembelajaran. Foto: Tangkapan layar YouTube Kemdikbud RI

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Kurikulum Merdeka secara daring pada Jumat (11/2) untuk mengatasi krisis pembelajaran.

Krisis pembelajaran ini berlangsung sejak lama dan diperparah oleh pandemi Covid-19 yang mengakibatkan hilangnya pembelajaran (learning loss) dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran.

BACA JUGA: Nadiem Makarim: Kepsek Tidak Perlu Talangi Dana BOS & BOP, Langsung Cair ke Rekening

''Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus makin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif,” ucap Nadiem.

Mas Nadiem, sapaan akrab Nadiem Anwar Makarim, menyebut beberapa keunggulan Kurikulum Merdeka.

BACA JUGA: Kabar Gembira dari Menteri Nadiem, Bulan Ini Dana BOP PAUD & Kesetaraan Cair

Kurikulum ini lebih sederhana dan mendalam karena kurikulum ini akan berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya.

Kemudian, tenaga pendidik dan peserta didik akan lebih merdeka karena tidak ada program peminatan di SMA.

BACA JUGA: Mas Nadiem Pastikan Kurikulum Merdeka Tidak Dipaksakan Selama 2 Tahun, Setelah Itu?

Lalu, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.

Sementara itu, guru akan mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Sekolah berwenang mengembangkan dan mengelola kurikulum serta pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.

Keunggulan lain dari penerapan Kurikulum Merdeka ini adalah lebih relevan dan interaktif. Pembelajaran melalui kegiatan proyek akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual.

Misalnya, isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi pelajar Pancasila.

Satuan pendidikan dapat memilih tiga opsi dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022-2023.

Pertama, menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan.

Kedua, menerapkan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan.

Ketiga, menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar.

“Dengan Merdeka Belajar, tidak akan ada pemaksaan penerapan (Kurikulum Merdeka) ini selama dua tahun ke depan,” tegas Nadiem.

“Tolong diingat bahwa kurikulum ini opsi atau pilihan bagi sekolah sesuai dengan kesiapan masing-masing. Tidak ada transformasi pembelajaran kalau kepala sekolah dan guru-gurunya merasa terpaksa,” kata Menteri Nadiem.

Sementara itu, guru SMP Negeri 2 Temanggung, Jawa Tengah, Joko Prasetyo antusias menerapkan Kurikulum Merdeka.

Menurut dia, dahulu saat mengajar, guru terbelenggu dengan kriteria kelulusan minimal (KKM).

Dalam Kurikulum Merdeka, dia merasa guru sangat menghargai proses dan pencapaian siswa dalam belajar.

“Guru lebih fleksibel untuk berkreasi dalam mengajar secara maksimal,” tuturnya. (jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler