JAKARTA - Ada yang istimewa dari kerjabakti Minggu pagi, dalam rangkaian gerakan Mandiri Kotaku Bersih Jakartaku (MKBJ) 2012, kemarin. Ny Nafsiah Dahlan Iskan, bersama sekitar 50 orang dari Ikatan Istri Pimpinan BUMN, dan Dharma Wanita Pusat Kementerian BUMN ikut berbaur menyemarakkan acara kerja bakti warga. Dua lokasi yang ditinjau, yakni RT 16/04, Kelurahan Klender, Duren Sawit dan kedua di RT 003/13, Kelurahan Cipinang, Pulogadung.
Namanya juga Ny Nafsiah Dahlan Iskan, begitu turun dari mobil Nisan Serena hitam dan mendapatkan penjelasanback ground gerakan ini dari Don Kardono, Pemred-Direktur INDOPOS, langsung mengajak jalan dan actions. Ada warga yang sedang mengecat tembok korban vandalisme –coret-coret tangan jahil--- , langsung diminta kuasnya dan dia kasih contoh mengoles cat tembok yang baik. Ada warga sedang asyik menyapu di pertigaan, dia juga langsung menyapa dan meminjam sapu lidinya untuk ikut bersih-bersih lingkungan.
Ibu-ibu istri pimpinan BUMN pun jadi tak merasa canggung lagi, untuk bersosial dengan masyarakat di Klender yang sebagian besar pedagang mie, penjual nasi goreng dan bergerak di sector informal itu. Titiek Zulkifli Zaini, istri Dirut Bank Mandiri, Watie Riswinandy, Indra Ogy Prastomyono, Emmy Abdurachman, Yanti Sentot Sentausa, Ida Budi Sadikin, Rena Sunarso, Sinta Pahala, Welly Mansyur dan Thea Ventje Rahardjo yang hadir bersama rombongan Kementerian BUMN juga cepat berbaur dengan masyarakat.
Rombongan kementerian yang juga hadir, adalah Wakil Ketua dan Penasehat Ny Yetti Yasin, istri wakil menteri BUMN. Lalu, Ny Rita Rahmat, Ny Rinie Eddy Budiono, Ny Gurnaemi Iqbal, Ny Pia Megananda, Ny Cici Gatot, Ny Melly Suwhono, Ny Terry Kasman, Ny Rochati Sutarto, Ny Nana, Ny Elly, Ny Melly Suwhono, Ny Desi Sutanto, Ny Lisa Dwi Antoro, Ny Rianan Elvyn M, Ny Rita Rachmat, dan beberapa istri pejabat lain. “Penghijauan tidak harus banyak tanah. Lahan sempit pun, kalau kita serius dan mau bekerja, bisa menjadi objek tanam yang subur dan hijau. Caranya, bisa dengan pot, bisa juga dengan tanaman merambat dan menempel di tembok,” jelas Nafsiah Dahlan.
Walikota Jakarta Timur Murdhani pun ikut mendampingi kegiatan yang sudah dilaunching Meneg BUMN Dahlan Iskan dan Dirut Bank Mandiri Zulkifli Zaini di Lapangan Bermis, Kelapa Gading, 9 April 2012 lalu. Partisipasi itu adalah kali kedua dari walikota Jaktim yang hadir bersama masyarakat dalam momentum kerjabakti di “Mandiri Kotaku Bersih Jakartaku 2012” ini. Lima walikota di wilayah Jakarta, semua sudah pernah turun lebih dari dua kali.
Direktur Finance and Strategi Bank Mandiri, Pahala N Mansury malah hadir lebih awal dari skedul yang direncanakan pukul 06.30 di Klender. Pria yang hobi fitness dan running itu sudah berada di lokasi sebelum jam 06.00 WIB. Senior Vice Precident Bank Mandiri, Sukoriyanto Saputro juga sudah berada di lokasi sejal 06.30 WIB, sebelum rombongan ibu-ibu dari kementerian itu sampai di lokasi.
Putri Lingkungan Indonesia 2010, Reisa Kartikasari juga tidak absen di kegiatan yang dirancang selama 4 bulan itu dan merupakan kerja bersama INDOPOS bersama Bank Mandiri dan Pemprov DKI ini. Dokter cantik ini sudah dua kali hari Minggu, turut memotivasi warga untuk bekerja bakti. Warga senang, ibu Meneg BUMN itu tidak jaim alias jaga image, spontan, dan to the point. Tidak suka berbasa-basi, tidak hobi birokrasi, dan tidak hepi bermain kata-kata. “Mirip Bapak Dahlan ya? Suka humor, kalau bicara ceplas ceplos, dan cepat akrab dengan siapapun,” komentar beberapa warga.
Di Klender, Nafsiah Dahlan Iskan memang ikut berjalan keliling gang “kelinci” sekitar 1 kilometer. Selain memberi banyak masukan tentang cara merawat Toga –tanaman obat rumah tangga---, menjelaskan macam-macam obat herbal yang bersumber dari tanaman, dia juga didaulat menilai lomba bikin sambal. “Sambal itu semua bisa diproduksi dari Toga ini. Rahasia sambel yang enak itu harus ada bawang putih dan bawang merah. Lalu, sambelnya harus dimasak dulu,” jelas Nafsiah yang langsung disambut tepuk tangan.
Terus siapa juaranya? “Semuanya juara, semuanya enak. Dan yang paling enak adalah, jika semua bumbu-bumbu untuk kepentingan memasak dan sebagian bahan sayuran itu diproduksi sendiri di kebun sendiri, dengan memanfaatkan setiap jengkal tanah untuk hal yang produktif,” kata Nafsiah Dahlan.
Ada satu hal yang membuat Nafsiah Dahlan Iskan begitu terpesona dari kegiatan warga Klender itu. Yakni ketika melihat hasil kerajinan ibu-ibu yang merupakan kearifan lokal (local wisdom), yang juga menjadi bagian yang dijuri dalam MKBJ 2012 ini. Yakni, keahlian mereka membuat miniatur bangunan, dari bahan kertas koran bekas, yang digulung kecil-kecil, lalu disusun menjadi bentuk karya arsitektural yang indah. “Saya bertahun-tahun jadi agen koran, penjual koran di Surabaya. Tapi di sini warga bisa menambah satu kegunaan kertas koran lagi, yakni untuk bahan membuat miniatur! Hebat, warga sini,” sebutnya.
Di Cipinang RT 003/13, Pulogadung, suasana juga heboh. Nafsiah Dahlan dan rombongan juga menyaksikan penghijauan asri di gang sempit yang oleh penyanyi era 70-an, Lilis Suryani disebut “gang kelinci” itu. Sekitar 400 meter di gang itu hijau, dengan tanaman hias, toga, dan pot-pot yang dibungkus dengan limbah kayu. Aneka prakarya local wisdom warga juga dipamerkan, antaralain tas, dompet yang semuanya dibuat dari bahan daur ulang. Miniatur ondel-ondel berbahan dasar bekas botol pemutih, hasil kerajinan kain percah, bir pletok dan brownies tempe menambah suasana heboh.
Yang mengagetkan, permintaan warga berupa mesin jahit langsung dijanjikan oleh PKBL Bank Mandiri. Istilah Nafsiah Dahlan, adalah hasil”bisik-bisik tetangga” kepada pejabat Bank Mandiri yang hadir di arena itu. Director of Finance and Strategy PT Bank Mandiri, Pahala N Mansury, menyebutkan, program MKBJ merupakan kemasan dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank Mandiri. Menurutnya dana PKBL diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat. ”Apalagi dengan membuat kegiatan yang melibatkan langsung dengan masyarakat, saya kira akan membawa manfaat dan pengaruh yang lebih baik dalam jangka panjangnya,” tegasnya.
Semula, saat merancang kegiatan pemberdayaan publik ini, Pahala N Mansury sempat ragu-ragu. Apa bisa warga Jakarta yang sudah sedemikian individualis, bisa digerakkan untuk bekerja bakti? Kerja sosial yang tidak dibayar dan tidak memperoleh benefit langsung? “Tapi setelah menyaksikan dua lokasi ini, kita baru tahu, bahwa masyarakat sangat antusias, yang dampaknya bukan hanya untuk sekarang, tapi juga masa mendatang. Juga bukan hanya untuk masyarakat di lokasi itu, tetapi bisa berdampak kepada lingkungan yang lebih luas,” papar Pahala.(dni/don)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Memamerkan Potensi Riau di Kemeriahan Pesta
Redaktur : Tim Redaksi