jpnn.com, JAKARTA - Analis politik Hendri Satrio mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo alias Jokowi, sudah lebih dahulu membaca manuver Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang menyampaikan pidato politik cukup keras dalam pembukaan Kongres Nasdem, di JIExpo Kemayoran, Jumat (8/11) malam.
Pada kongres tersebut Paloh berpidato cukup keras. Dia juga memberikan panggung kepada tamu istimewa yang diklaim Nasdem sebagai tuan rumah pelaksanaan musyawarah tertinggi partai tersebut, yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Padahal idealnya acara partai pendukung pemerintah dibuka oleh presiden.
BACA JUGA: NasDem Sebut 2 Kriteria Utama Capres 2024, Cocok dengan Anies Baswedan?
"Makanya yang menarik ditelaah adalah justru kejadian yang paling dekat dengan Kongres Nasdem, yaitu HUT Golkar misalnya, Jokowi sepertinya langsung mengelus jago mengandalkan Golkar dan Airlangga untuk menjadi koalisi strategisnya hingga 2024," kata Hendri kepada JPNN.com, Minggu (10/11).
Saat menyampaikan pidato politik di acara HUT Golkar, Jokowi tidak hanya memuji Airlangga sebagai ketua partai yang top, tetapi juga menyatakan partai berlambang beringin rindang itu tulang punggung kekuatan pemerintahannya.
BACA JUGA: Kader NasDem Puji Ikhtiar Surya Paloh Buka Keran Komunikasi di Luar Koalisi Jokowi
"Saking strategisnya Airlangga, Jokowi sampai menggarisbawahi pentingnya Golkar solid dan komitmen yang harus dijaga," lanjut pendiri lembaga KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) ini.
Nah, kembali ke posisi Nasdem, Hendri menganggap Surya Paloh sebagai pemimpin partai memang sedang mengelus jagonya jelang Pemilu 2024, yakni Anies Baswedan.
BACA JUGA: Surya Paloh Yakin Presiden Jokowi Bersedia Hadir ke HUT NasDem
Bagi pengajar di Universitas Paramadina ini, Paloh sepertinya terobsesi ingin seperti Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang sukses sebagai king maker. Makanya Paloh juga mencoba bikin skenario untuk mulai mengelus Anies sebagai jagoannya kelak di percaturan politik nasional.
"Manuver Paloh yang sudah terbaca Jokowi terlebih dahulu, membuat Jokowi mengunci Airlangga sebagai jagoan Golkar beberapa hari sebelum Kongres Nasdem," tambah Hendri.
Bahkan, Hendri punya analisis cukup ekstrem terkait masa depan Kabinet Indonesia Maju (KIM), bila terjadi reshuffle atau perombakan dalam waktu dekat. Menurut dia, Jokowi mungkin saja menggaet partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Selanjutnya, tidak perlu kaget bila Jokowi menggandeng Demokrat dengan menempatkan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) sebagai salah satu menterinya bila kelak reshuffle dilaksanakan," tandasnya. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam