Nama Gibran bin Jokowi Muncul, Konstelasi Politik di Solo Berubah

Sabtu, 09 November 2019 – 11:52 WIB
Gibran Rakabuming Raka. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, SOLO - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terus melakukan pemetaan politik jelang Pilkada Serentak 2020. Menurut Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, pemetaan politik itu ditargetkan kelar sebelum parpol pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut menggelar rapat kerja nasional (rakernas) pada awal tahun depan.

Hasto menyampaikan hal itu saat mengunjungi Solo, Jawa Tengah, Jumat (8/11). Menurutnya, Rakernas PDIP akan digelar bersamaan dengan perayaan ulang tahun partai berlambang kepala banteng itu pada 10 Januari 2020.

BACA JUGA: Isyarat dari Golkar untuk Gibran Rakabuming Raka

"Sebelum rapat kerja nasional yang akan dilaksanakan bertepatan dengan hari ulang tahun PDI Perjuangan 10 Januari 2020, kami sudah memfinalkan seluruh pemetaan politik strategis, termasuk Kota Solo," kata Hasto.

Khusus untuk Pilkada Solo, kata Hasto, PDIP terus melakukan pemetaan politik sekaligus survei untuk memantau elektabilitas calon yang akan diusung. Nama-nama bakal calon yang sudah mendaftar di DPC PDIP Solo, kata Hasto, elektabilitasnya akan diukur melalui survei yang dilakukan dewan pimpinan pusat (DPP).

BACA JUGA: Pendapat Ganjar Pranowo soal Gibran Rakabuming dan Pilwakot Surakarta

"Dari situlah kombinasi antara proses penjaringan internal dengan pemetaan politik akan diambil keputusan siapa calon wali kota terbaik yang akan diusung PDI Perjuangan," tutur Hasto.

Politikus asal Yogyakarta itu mengatakan bahwac munculnya putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dalam bursa bakal calon wali kota Solo dari PDIP telah mengubah konstelasi politik di daerah berjuluk Kota Bengawan tersebut.

BACA JUGA: PDIP Prioritaskan Kader Berkeringat untuk Pilkada 2020

“Munculnya nama Mas Gibran, tentu saja ini mengubah konstelasi politik yang ada di Kota Solo Dan ini bagian dari pemetaan politik PDI Perjuangan," ungkap Hasto.

Hasto menyebut Solo merupakan kota strategis. Pasalnya, di kota itu pula lahir sosok Joko Widodo yang muncul dari bawah dan akhirnya menjadi presiden.

"Dari wali kota menjadi gubernur hingga menjadi presiden. Artinya jalan demokrasi dari bawah, demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, itu diperoleh dari Kota Solo ini. Ini kemudian bagi PDI Perjuangan menjadi sebuah model di dalam meningkatkan demokrasi dan proses kaderisasi kepemimpinan. Dari daerah ke nasional," jelas dia.(tan/jpnn)

Video Pilihan :


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler