jpnn.com - JAKARTA - Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting Saidiman Ahmad menganggap nama yang dipakai koalisi partai pendukung bakal capres Prabowo Subianto bisa menjadi bumerang.
Koalisi Indonesia Maju, nama tersebut, pernah dipakai koalisi partai pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019. Dibentuk pada 10 Agustus 2018, dibubarkan pada 26 Juli 2019.
BACA JUGA: Poros Pendukung Prabowo Resmi Dinamai Koalisi Indonesia Maju
Saat itu koalisi terdiri dari PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PPP, Hanura, PSI, Perindo, PKPI, dan PBB.
Erick Thohir ditunjuk sebagai ketua koalisi tersebut. Sekretaris koalisi dijabat Hasto Kristiyanto. Sakti Wahyu Trenggono dan Agus Gumiwang Kartasasmita berduet menjadi bendahara koalisi.
BACA JUGA: Program SMKN Jawa Tengah Dipuji Jokowi, Ganjar Pranowo Bilang Begini
Menjelang Pilpres 2024, parpol pendukung Prabowo, yakni Gerindra, PKB, PBB, Golkar, dan PAN memakai nama koalisi yang sama.
Saidiman menyebut duplikasi itu bukan mendekatkan Prabowo cs kepada identitas Jokowi, tetapi justru bisa menunjukkan miskinnya kreativitas.
BACA JUGA: Prabowo Ubah Nama Koalisi Sepihak, Begini Reaksi PKB
“Kesan (Prabowo) sebagai pemimpin tegas dan independen yang merupakan kualitas personal yang selama ini diusung Prabowo bisa luruh karena duplikasi mentah-mentah nama dan slogan yang pernah dipakai partai-partai pendukung Jokowi 2019,” ujar Saidiman.
Dia menilai duplikasi itu menunjukkan koalisi Prabowo tidak kreatif dan terlihat menjadi “pengikut buta” Jokowi.
"Itu juga tidak akan terlalu punya pengaruh pada dukungan untuk Ganjar Pranowo. Duplikasi nama koalisi partai-partai pendukung Jokowi 2019 ini bisa menjadi bumerang untuk kubu Prabowo,” kata Saidiman.
Koalisi pengusung dan pendukung pencalonan Prabowo sebagai presiden berubah nama menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Perubahan nama itu dilakukan setelah PBB, PAN, dan Golkar bergabung. Sebelumnya Gerindra-PKB telah menjalin kesepakatan dan membentuk Koalisi Kebangsaan Indonesia Raya (KKIR). (antara/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan